Gajah Mada adalah sosok legenda yang terkenal dengan "Sumpah Palapa"-nya. Dia adalah Mahapatih Kerajaan Majapahit tersohor yang meneruskan doktrin politik "Cakrawala Mandala Dwipantara"; yang sebelumnya digagas oleh Raja Kertanagara dari Kerajaan Singhasari.
Semboyan Cakrawala Mandala Dwipantara bermakna cita-cita luhur menyatukan kerajaan-kerajaan di seluruh penjuru negeri atau Nusantara. Semboyan ini pun sebenarnya adalah merupakan pengembangan dari semboyan Cakrawala Mandala Jawa yang diusung oleh pendahulunya, yaitu Wisnuwardhana dan Narasinghamurti.
Jejak yang ditorehkan Mahapatih Gajah Mada adalah menyatukan banyak wilayah di Kepulauan Nusantara dalam kesatuannya dengan Kerajaan Majapahit pada masa itu. Langkah ini sebenarnya sudah pernah ditempuh oleh Raja Kertanagara yang juga berhasil menyatukan seluruh wilayah Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Nusantara bagian timur, dan seluruh Pulau Jawa di bawah kekuasaan Kerajaan Singhasari. Hal tersebut dikisahkan dalam "Negarakrtagama" karya Mpu Prapanca.
Misteri Kisah Cinta Sang Mahapatih
Sudah menjadi rahasia umum bahwa ungkapan , "Prestasi suami selalu berada dibalik istri yang hebat" adalah benar adanya. Tak terkecuali yang terjadi dengan Mahapatih Gajah Mada.
Setelah mengucapkan Sumpah Palapa (1334), Gajah Mada kemudian mulai melaksanakan niatnya untuk menyatukan Nusantara di bawah panji-panji kemasyuran Majapahit. Aksi itu dimulai dengan menaklukkan Kerajaan Bali pada tahun 1343, yang disusul dengan penyerangan Kerajaan Lombok.Â
Tahun 1377 Kerajaan Majapahit meluaskan ekspansinya ke wilayah Sumatera dengan menyerbu Kerajaan Suwarnabhumi. Kemudian wilayah Aceh dan Samudera Pasai juga berhasil ditundukkan Gajah Mada.
Hingga kini seolah-olah masih menjadi misteri siapa sebenarnya nama istri Mahapatih Gajah Mada, pun demikian dengan romantika kisah cintanya yang tampaknya masih samar-samar. Beberapa nama wanita pun kemudian mencuat dan kisahnya dikait-kaitkan dengan kehidupan dan sepak terjang tokoh ternama di Kerajaan Majapahit ini.
Dalam novel berjudul "Kisah Cinta Gajah Mada, Kontroversi Sang Mahapatih" karya Gesta Bayuadhy (2015), disebutkan gadis cantik bernama Puranti yang adalah putri Demang Suryawinata yang berhasil menaklukan hati pemuda gagah bernama Mada. Saat itu Mada menjabat sebagai seorang Bekel Dipa atau prajurit biasa yang mengabdi di Kerajaan Kahuripan.
Sayangnya kisah cinta ini kemudian tidak jelas ujungnya, karena ternyata Puranti telah dilamar oleh Raden Damar -- putra Patih Rangga Tanding dari Kerajaan Kahuripan. Melihat kenyataan tersebut, Mada awalnya bersedia mundur teratur. Namun akibat terjadi salah paham di kemudian hari, pertarungan antara Raden Damar dan Mada pun tak terelakkan.