peristiwa hanyalah preposisi empiris yang salah. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang sangat menyadari hal ini. Orang mungkin fatalistik tentang peristiwa yang jauh, atau hal-hal yang mereka yakini tidak dapat dikendalikan dengan cara apa pun, tetapi mereka tidak dapat secara konsisten fatalistik tentang setiap peristiwa dalam hidup mereka. Ketika orang merasa lapar, mereka tidak bisa lagi menjadi penganut paham fatalisme. Mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari makanan. Dengan pendekatan fatalisme, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak boleh dihukum oleh hukum atas kejahatan apa pun. Mereka tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan apa pun karena kejahatan yang dilakukan tidak berada dalam kendali mereka. Pandangan indeterminisme - Pandangan mereka bertolak belakang dengan pandangan determinis. Mereka menyangkal bahwa setiap hal yang terjadi memiliki sebab. Penganut paham indeterminisme kemungkinan besar tidak berpandangan dalam bidang alam anorganik. Pergerakan sebuah planet disebabkan (ditentukan) oleh serangkaian kondisi sebelumnya. Begitu pula lintasan setiap proyektil dan sejarah setiap molekul oksigen. Mereka hanya ingin menyampaikan pendapat mereka dalam ranah manusia. Satu-satunya bidang yang tidak didukung oleh kausalitas universal adalah ranah tindakan, hal-hal yang kita lakukan. Satu-satunya alasan mengapa penganut paham indeterminisme menyangkal Prinsip Kausal adalah karena mereka ingin memberi ruang bagi kebebasan. Mereka yakin bahwa kebebasan manusia tidak mungkin terjadi jika mereka tidak menyangkal Prinsip Kausal. Indeterminisme penting untuk pertanyaan tentang kehendak bebas karena determinisme yang ketat menyiratkan hanya satu kemungkinan masa depan. Indeterminisme berarti bahwa masa depan tidak dapat diprediksi. Indeterminisme memungkinkan masa depan alternatif dan pertanyaannya adalah bagaimana masa kini yang sebenarnya terwujud dari alternatif-alternatif potensial ini. Meskipun David Hume mengkritik perlunya sebab, banyak filsuf yang sangat mendukung kausalitas. Beberapa bahkan menghubungkannya dengan kemungkinan logika dan nalar. Bahkan di dunia yang mengandung ketidakpastian kuantum, objek makroskopis ditentukan hingga tingkat yang luar biasa. Hukum gerak Newton cukup deterministik untuk mengirim manusia ke bulan dan kembali. Model Cogito kita tentang Pikiran Makro cukup besar untuk mengabaikan ketidakpastian kuantum demi tujuan kehendak penalaran.Sistem saraf cukup kuat untuk memastikan bahwa keputusan mental ditransmisikan dengan andal ke anggota tubuh kita. * Keberatan: o Indeterminisme mereduksi seluruh upaya ilmiah untuk menjelaskan alam dan manusia menjadi sekadar probabilitas, dan menjadikan upaya tersebut sebagai pemborosan waktu sejauh tidak menjamin bahwa memahami perilaku manusia akan memungkinkan kita untuk memperbaikinya. o Jika pilihan dan tindakan tidak ditentukan bahkan oleh kepribadian atau karakter seseorang, maka tindakan yang disebut "bebas" adalah tindakan yang terjadi secara spontan dan tidak terduga (bahkan bagi orang yang melakukannya); dengan demikian tidak seorang pun dapat secara wajar dianggap bertanggung jawab atas tindakan yang bahkan tidak dapat diprediksi akan terjadi olehnya. Jadi, peluang murni bukanlah kebebasan dalam pengertian apa pun yang biasanya kita kenal.Determinisme adalah teori yang menyatakan bahwa semua peristiwa, termasuk perilaku manusia, ditentukan oleh sebab-sebab sebelumnya dan hukum alam. Determinisme memiliki beberapa bentuk: determinisme kausal, genetik, lingkungan dan psikologis. Konsep ini menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan manusia.
Determinisme
Determinisme adalah teori yang menyatakan bahwa semua peristiwa, termasuk perilaku manusia, ditentukan oleh sebab-sebab sebelumnya dan hukum alam. Terdapat beberapa bentuk determinisme:
1.Determinisme Kausal: Semua peristiwa memiliki sebab yang pasti.
2.Determinisme Genetik: Faktor genetik menentukan perilaku manusia.
3.Determinisme Lingkungan: Lingkungan sosial dan budaya menentukan perilaku manusia.
4.Determinisme Psikologis: Proses mental dan emosi menentukan perilaku manusia.
Implikasi Determinisme terhadap Kebebasan Manusia
Determinisme menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan manusia:
1. Jika perilaku ditentukan, apakah manusia masih memiliki kebebasan?
2. Bagaimana mempertanggungjawabkan tindakan jika ditentukan oleh faktor di luar kendali?