Rindu Lomba
Tujuh belas Agustus sudah mengintip di celah-celah jendela
Hiasan-hiasan bernuansa merah putih sudah berdiri di ujung jalan, perumahan, perkampungan, bahkan di gang-gang buntu sekalipun
Jelas terasa semangat kemerdekaan membahana seantero negeri
Meski ini dilakukan setiap tahun sekali
Tapi rasa bahagia tak bisa tersembunyi ketika netra mendongak ke atas menangkap bendera Merah Putih berjajar berkibar oleh hembusan angin
Memang ada rasa rindu tersembunyi di sanubari
Ada yang hilang yang biasa hadir
Lomba...ya perlombaan untuk memperingati hari kemerdekaan negeri ini
Riuh gemuruh tepuk tangan, gelak tawa, suitan, keramaian pedagang asongan di antara para peserta lomba atau penonton yang ikut menyaksikan memberi dukungan kepada kawan, adik, kakak, tetangga, atau mungkin juga kekasih hati
Lomba makan kerupuk, lomba kelereng, tarik tambang, panjat pinang, atau bola joged
Semua masih membayang di ujung mata..
Tanah lapang ini menjadi sunyi
Hanya rumput gajah yang nampak meninggi
Dua kali menjelang peringatan kemerdekaan negeri tercinta
Harus terlewati dengan kesunyian
Pak Amin
Tetangga kampung sebelah, pedagang musiman spesialis peringatan kemerdekaan nampak duduk dengan tatapan kosong
Mungkin dia berpikir, tak ada tambahan pendapatan seperti tahun-tahun sebelumnya
Sesekali desah nafas panjangnya terdengar sangat kuat
Ahh...
Segeralah sembuh Indonesia ku
Rakyatmu menunggumu dengan doa dan harapan
Dalam sujud ini terangkum kata asa bagi kebangkitan mu
Jangan menyerah
Jangan murung
Kuatkan tekatmu
Kami berdiri bersamamu
Selamat memperingati hari kemerdekaan
16 Agustus 2021
_Agun Sayekti_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H