Mohon tunggu...
Sri Sayekti
Sri Sayekti Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan literasi

Lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nanggala 402 Penjemput Takdir

26 April 2021   17:25 Diperbarui: 26 April 2021   18:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Nanggala 402 Penjemput Takdir*

Apakah ini yang namanya takdir?
Jika iya, mengapa takdir memeluk mereka kuat
Nafas tersengal mencoba lepas dari belenggunya
Namun lorong takdir enggan melepas dengan rela..
Satu persatu prajurit kesayangan harus rela menelan takdirnya, yang terasa kejam bagi insan lainnya, termasuk diriku

Mata ini selalu sembab menyaksikan kegagahan dan keberanianmu, wahai prajurit kesayangan
Isak tangis tak henti menghantar kepergianmu
Lalu bagaimana dengan bocah yang belum tahu arti kematian yang sesungguhnya?
Yang hanya tahu bahwa bapaknya seorang pejuang handal yang sedang bertugas di kedalaman laut tak tersentuh mata pun suara?
Mampukah mereka menahan harap akan rindu berada di pelukan kokoh sang bapak, yang harus tertunda dan  terpendam di antara puing-puing kapal selam yang pernah berjaya menjaga Indonesia dari intaian kapal-kapal asing pencaplok aset negara?

Hati ini teriris.. pilu
Membayangkan erangan prajurit kesayanganku..
Aku tahu..
Saat itu kau pasti panik, was-was, khawatir, bingung, ketakutan melandamu, satu persatu air mata mengalir perlahan dalam bayang wajah orang-orang yang menunggumu dengan cinta
Semua lafal doa kau panjatkan demi menentramkan kawan seperjuangan di sebelahmu
Aku tahu... Bagaimana menghadapi kenyataan bahwa kematian sedang menjemputmu tanpa orang yang dicintai..
Melihat kawan meregang nyawa, melihat teman kesakitan, melihat diri dalam ceruk bahaya
Seorang diri, sendiri, dalam sunyi...
Semua nama disebut sayangnya tak satu pun bisa memberi pertolongan

Prajurit kesayangan
Ini aku...datang menyambutmu dengan senyum meski tak lagi bisa kusentuh tanganmu
Tak lagi bisa kusambut derap langkah kaki kegagahan dan kemenanganmu
Kau sudah menang
Bagiku...kau pahlawan pemberani, kau sudah taklukkan raksasa ketakutan mu
Kau serahkan waktu dan jiwamu demi NKRI
Meski tubuhmu tak terendus, suara nyaring mu tak terdengar
Jiwamu harus menyerah pada kekuatan alam yang tak mampu diukur oleh pikiran manusia
Kapalmu karam namun semangatmu tergambar jelas menembus puncak langit hitam

Tuhan....
Tuntas sudah tugas mereka
Sambut mereka dalam pelukMu karena kebadian adalah tempat yang layak buat mereka..

Pray for KRI Nanggala 402
Prajurit-Prajurit gagah berani

#kicauhati
#relungnurani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun