Mohon tunggu...
Sri Sayekti
Sri Sayekti Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan literasi

Lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wahai Alam, Tahan Emosimu!

5 April 2021   21:52 Diperbarui: 5 April 2021   21:59 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Wahai Alam, Tahan Emosimu!*

Tetiba langit gelap
Hujan menyambangi bumi Pertiwi bagian Timur
Suasana menjadi sedikit adem kala raga diterpa angin sepoi-sepoi

Hati bergolak ramah
Menyambut derasnya air yang turun dari langit
Namun kini hati berubah tawar
Merasakan angin bertiup tak lagi membelai kalbu dan meninabobokan lelah di badan

Angin mulai mengeluarkan atraksi liarnya
Meliuk-meliuk, berputar, meloncat dari kaki bumi sampai kaki langit
Menyambung bak rantai dalam putaran gangsing di arenanya

Seolah berkekakar
Air laut menyambut desau angin
Memuntahkan semua unek-unek yang terpendam selama ini
Hati kalang kabut
Melihat pohon raksasa tumbang
Air bah deras menerjang apa dan siapa saja
Manusia dan hewan tak luput dari amukan serta rasa emosi sang alam

Lalu kepada siapa hati bisa bertanya
Alam sudah mulai jengah dengan tingkah manusia
Mengamuk menjadi cara protes dirinya jika selama ini tegurannya tak dihiraukan
Mutiara itu kini berduka
Tenggelam dalam tangis lara ribuan manusia di ceruk air mata
di tengah hiruk pikuk pongahnya Ibu Kota

Pray for NTT

*kicauhati
#kicaunurani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun