Mohon tunggu...
Sri Sayekti
Sri Sayekti Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan literasi

Lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Nama yang Kusebut Pemenang

14 Januari 2021   10:10 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:15 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Kepada Nama yang Kusebut Pemenang*

Duh.....dikau
Orang nomor satu di negeriku
Yang tak gagah perawakannya
Namun berjiwa kesatria

Di saat banyak rakyatmu yang meragukan bahkan mencemoohmu
Engkau tak terpengaruh sedikitpun
Kau tetap melangkah dengan kepala tegak menatap hari esok
Bukan untuk kenyamanan pribadi
Namun demi rakyatmu

Mana pernah engkau peduli dengan cacian
Bagimu, itu semua kau jadikan sebagai pemicu bak kidung merdu hadiah dari rakyat yang 'mengagumimu'

Ha ha ha
Jujur saja, awalnya aku pun meragukan mu juga
Tubuh tipis mu menyiratkan ketakmampuan seseorang dalam memikul sebuah tanggung jawab sebesar bangsa ini
Namun tentu saja aku dibuat malu oleh kesimpulanku sendiri
Tak ku duga, engkau begitu garang mewujudkan tekad mengubah wajah negeri tercinta ini

Aku ingat betul...
Dalam setiap kegagalan bangsa ini
Siapa nama orang pertama yang disebut, namamu
Banjir, gunung meletus, gempa, pengangguran, kemacetan, gagal panen, kemiskinan, buruknya birokrasi
Nama siapa yang disebut, namamu
Bahkan ketika pandemi melanda buana
Namamu tidak lupa disebut..
Hmmmmm nama itu
Pendeknya menjadi sangat populer
Disebut hampir tiap detik
Anehnya oleh sebagian rakyat yang terus terang mengaku tidak menyukaimu
Tentu saja kau tetap tak peduli
Bagimu integritas tetap nomor satu

Hari ini aku menyaksikan salah satu keberanian mu
Kau memberikan tubuhmu sebagai relawan pertama yang menerima vaksin Covid 19
Dengan senyum, tenang, tanpa rasa curiga pun was - was
Menepis dugaan negatif orang - orang tentang mu

Ahhhhhh
Menyaksikan adegan dramatis ini
Jujur aku mengagumimu
Aku malu jika terus meragukan ketulusanmu
Aku berharap
Keberanian mu membuka hati para 'pengagum' mu
Untuk menyisakan sedikit rasa untukmu
Untuk keberanian mu
Untuk loyalitas mu
Dan untuk tekad kuat berbungkus ketulusanmu

Selamat, Pak...
Anda layak disebut Pemenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun