Selamat pagi kekasihku
Hari ini saat membuka mata
Aku menghirup udaramu dalam - dalam
Karena esok, engkau akan meninggalkan ku
Ku kecup kuat aromamu, menikmati ambumu
Di penghujung akhir hadir mu, untuk yang terakhir kali
Kekasih ku...
Terimakasih sudah menemani saat - saat kemarin
Batu kerikil hingga karang terlewati sudah
Air mata, duka, sedih, senang, gembira, senyum, tawa, semua bermunculan silih berganti
Tanpa komando pun sumpah janji
Haha...aku tersenyum mengingat perjalanan kita
Sering engkau berdiri angkuh di depanku
Menatap sinis dengan mata dingin
Atau mengumbar tawa di kala aku dirundung petaka
Kaupun pernah memerangkapku dalam ceruk kemasgulan
Menyeret ku di lembah paling gelap, justru di tengah hiruk pikuk gemerlap yang melingkupimu
Senyum seringai kau pertontonkan
Demi memenjarakan ku di dalamnya, tanpa ampun juga kasihan
Aku meraung dalam ratap tangis
Aku hampir menyerah
Kurasakan hari- hariku kelam, tanpa warna, bianglala, dan tanpa cintamu
Perlahan...aku menguatkan mata kaki ku
Aku bangkit, bangun dari keterpurukan cintaku padamu
Aku berdiri, kokoh, menantang tajam netramu
Melawan kebengisanmu, serta menaklukkan kesombongan mu
Kemudian saat itu, ya saat itu
Aku ingat benar, bagaimana kau tunduk di kaki ku
Kau sujud memohon pada ku, untuk tetap menemaniku dan menjadi kekasih ku
Kau mengakui kemenangan ku
Bahkan kata yang membuat ku berbunga, kala kudengar kau menyebutku 'perempuan tangguh'
Aku bahagia, tersenyum di puncak kepuasan
Bukan semata karena mampu menaklukkanmu, tapi karena mampu bertahan di tengah badai yang kau ciptakan
Selamat tinggal kekasihku....
Pergilah...
Terimakasih sudah mengajariku menjadi kuat, tangguh, tertawa di tengah tangis
Terimakasih, Kekasihku, tahun 2020...
Malang, 31 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H