Mohon tunggu...
Agung Yoga Asmoro
Agung Yoga Asmoro Mohon Tunggu... Dosen - Conquer yourself rather than the world

Aku tidak peduli diberi kesusahan atau kesenangan, karena aku tidak tahu mana yang lebih baik dari keduanya, agar aku dapat lebih bertakwa kepada Allah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Penglipuran, Kearifan Leluhur dan Mempertahankan Tradisi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

15 Juni 2020   13:15 Diperbarui: 15 Juni 2020   13:24 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Penglipuran Photo Source: Dokumentasi Kemenpar 2019

Kepala (bagian atas) disebut sebagai "Parahyangan" yang berarti memiliki hubungan dengan Tuhan. Badan (bagian tengah) disebut dengan "Pawongan" diartikan sebagai hubungan antar manusia, sedangkan kaki (bagian bawah) disebut "Palemahan" yang berarti hubungan dengan lingkungan. 

Hubungan dengan lingkungan, dapat dipersepsikan bahwa manusia tidak boleh semena-mena mengekploitasi lingkungan, tanpa memikirkan pelestariannya. Manusia hidup tidak dapat berdiri sendiri, tetapi sebagai mahluk sosial tetap harus melakukan hubungan dengan manusia lainnya. Demikian halnya dengan hubungan dengan Tuhan, manusia wajib menjaga keseimbangan antara kepentingan di dunia dan kepentingan di alam setelah meninggal.

Desa dengan luas 112 hektar ini terbagi menjadi 12 hektar permukiman dan fasilitas umum, 55 hektar tegalan, dan juga memiliki 45 hektar hutan bambu sakral yang merupakan sebuah atraksi ekowisata tersendiri. Di tengah-tengahnya, kita akan menemukan empat Pura sederhana, namun indah di mana kita bisa menyaksikan orang bersembahyang dan memberi penghormatan kepada leluhur. 

Hutan bambu ini mengelilingi seluruh desa wisata yang di sela-sela jalan setapak yang dipergunakan untuk wisata sepeda "Penglipuran Village Trekking Tour" dan "Penglipuran Rural Cycling Tour". Di samping itu, pohon bambu ini berfungsi sebagai peneduh jalan yang digunakan oleh wisatawan yang mengelilingi desa. Ditambah dengan udara yang sejuk, menjadikan desa ini sangat nyaman untuk melakukan olah raga. 

Bambu dari sini lah yang dipergunakan sebagai bahan atap dan dinding rumah masyarakat Penglipuran. Di luar itu, dalam kawasan Penglipuran terdapat pula Pura Penataran yang diperuntukkan sebagi sarana peribadatan umum dan Karang Memadu, yaitu sebuah lahan khusus seluas 921m2, terpisah dengan tembok tinggi dengan akses jalan sempit menuju lokasi, yang digunakan sebagai bentuk sanksi sosial bagi masyarakat yang melakukan praktik poligami.

Sejak berdiri pada abad ke-18 hingga kini, jumlah pekarangan rumah penduduk terdiri dari 76 pekarangan yang tertata apik dengan luas area yang sama antara satu dan lainnya. Dari keseluruhan, terdapat 50 rumah yang berpartisipasi langsung dalam penyediaan fasilitas pariwisata, baik dalam penyediaan homestay (Rp 250,000-500.000/per malam), warung yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman serta aneka cinderamata. 

Pria dan wanita bahu-membahu berbagi peran dengan adil dan merata di Penglipuran, sesuai dengan kesesuaian fungsi dan kebutuhan pekerjaan.

Sementara dukungan dan keterlibatan dari masyarakat setempat dalam menjaga dan merawat kebersihan dan kenyamanan lingkungan, melestarikan budaya baik secara fisik maupun non fisik serta partisipasi dalam mendukung berbagai kegiatan atraksi wisata dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat Penglipuran.

Seiring berjalannya waktu Penglipuran berusaha untuk mengembangkan aktivitas wisata lain yang dikembangkan dari aktivitas warga sehari-hari dan dikemas dalam bentuk atraksi wisata yang meliputi kursus menganyam, kursus memasak makanan tradisional, pengolahan kopi, memanjat kelapa, adu ayam, trekking and bicycle tour, dan menyaksikan pengolahan minuman tradisional "loloh cemcem". 

Selain tentunya suguhan atraksi wisata yang memang sudah ada sebelumnya seperti pertunjukan tarian tradisional Panyembrahma, Tari Puspawresti, Bebarongan, Joged, Prembon dan pertunjukan Wayang. 

Atraksi ini ditawarkan kepada wisatawan dalam bentuk paket wisata maupun sesuai dengan permintaan, yang pemasarannya dilakukan mandiri oleh organisasi pengelola desa wisata Penglipuran maupun melalui partnership dengan pihak tour operator. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun