Bahan Bakar Biomassa Versus LPG
Motivasi peneliti Muhammad Nurhuda, dari Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya (UB) terus meneliti dan mengembangkan kompor biomassa tak jauh berbeda dengan para pendahulunya, yaitu menjadi alternatif bagi kompor minyak tanah ataupun LPG.
Namun, dia mengakui untuk bisa bersaing dengan kompor gas berbahan bakar LPG masih terasa berat. Bahan bakar LPG di Indonesia yang dibandrol sekitar 5500 rupiah per kilogram (kg) masih jauh di bawah harga keekonomiannya, yaitu 12 ribu rupiah per kg.
Harga LPG Indonesia juga lebih murah dibandingkan harga LPG di negara-negara ASEAN. Sebagai contoh, Malaysia sekitar 0.59-0.68 dolar AS per kg, Thailand 0.8 dolar AS per kg, Laos 1.57 dolar AS per kg, Myanmar 1.08 dolar AS per kg, Filipina 1.38-1.51 dolar AS per kg, dan Kamboja 1.51 per kg.
“Selama LPG masih disubsidi, rasanya sulit bisa bersaing dengan LPG,” tutur Guru Besar FMIPA itu.
Tapi akan lain cerita, sambung dia, jika LPG kelak sudah dilepas dengan harga pasar. Kompor biomassa dengan bahan bakar pellet, apalagi cacahan kayu bakar, bisa alternatif yang sangat menarik dari sisi kehematan. Apalagi 1kg LPG mempunyai kandungan energi yang sama dengan 3.5 kilogram (kg) kayu atau pellet.
Perbandingan Harga
Hitung-hitungan kasarnya sebagai berikut. “Berapa sih harga 1kg kayu bakar? Paling sekitar 600 rupiah. Jadi jika memasak dengan kompor gas butuh 1 kg LPG dengan harga nonsubsidi sebesar 12 ribu rupiah, dengan kompor biomassa butuh kayu bakar seharga 600 rupiah dikalikan 3.5 yang berarti 2.100 rupiah,” jelas Nurhuda.
Biaya menggunakan kompor biomassa dengan bahan bakar pellet pun masih lebih murah. Jika digunakan pellet biomassa seharga 1600 rupiah per kg, biaya diperlukan sebesar 5600 rupiah, masih lebih rendah ketimbang LPG non subsidi 12 ribu rupiah.
“Dengan beralih ke pellet biomassa, rakyat memperoleh sumber energi murah, relatif bersih, praktis, dan berkelanjutan,” tandas Nurhuda.