Mohon tunggu...
Agung Wibowo
Agung Wibowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Nama : Agung Wibowo Alamat : Kiara Condong, Bandung. Alumni Unibraw Malang Pekerjaan : Wiraswasta, NGO

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aktualisasi Diri Pegawai KPK

5 Maret 2015   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Teori Piramida Maslow, seseorang Karyawan, Profesional atau Wirausahawan yang sudah terpenuhi kebutuhan mendasarnya ( Basic Need ) dan kebutuhan hidup lainnya akan dalam bekerja yang mereka cari bukan hannya Uang saja tetapi pada puncaknya adalah kebutuhan akan Aktualisasi Diri (Self Actualization), memang tidak semua Lembaga, Institusi atau Perusahaan bisa menciptakan karyawan-karyawan yang seperti ini, sangat tergantung juga dengan Kultur di Lembaga atau Institusi yang bersangkutan (Corporate Culture) jika kondisi internalnya mendukung tentu akan bisa terwujud.

KPK sebagai salah satu Lembaga Negara memang memiliki itu semua, Karyawan dan Pimpinannya memiliki "Privilege" dibanding institusi Negara lainnya dengan Gaji besar dan tunjangan operasional besar Pula. Dengan kondisi tersebut tentunya Karyawan KPK sudah terpenuhi "Basic Need" nya dan juga kebutuhan-kebuthan lainnya. Dengan kondisi internal yang demikian bagus Karyawan KPK merasa bahwa mereka tidak ingin hanya sekedar bekerja " Business as Usual" tetapi mereka berharap bisa memberi Kontribusi terbaik bagi Bangsa dan Negara dalam Pemberantasan Korupsi. Meskipun bila di logika kalau mereka hanya mengurusi masalah-masalah Korupsi kecil saja (Seperti yang disarankan Presiden Jokowi), Gaji dan Tunjangan mereka juga tidak berkurang, tidak terlalu menguras tenaga dan pikiran juga dan yang pasti tidak akan ada yang mengancam apalagi melakukan Kriminalisasi.

Ternyata Zona Nyaman itu malah dijauhi oleh Pegawai KPK karena mereka sadar bahwa Mereka adalah Pegawai Lembaga Negara yang dibayar secara Profesional oleh Negara, "Stigma" di Masyarakat yang kuat bahwa mereka adalah Pahlawan Pemberantas Korupsi yang nyaris tidak pernah gagal dan telah banyak menyelamatkan Uang Negara tentunya juga menambah semangat dan motivasi mereka dalam melakukan Pekerjaanya. Karena itu mereka lebih memilih " Mati Mulia" dari pada berkompromi dalam masalah Profesionalisme mereka Memberantas Korupsi.Mereka lebih memilih hidup dalam tekanan dan ancaman tetapi bisa memberi yang terbaik bagi Bangsa. Mengingat Jumlah mereka tidak banyak dan besarnya tekanan dari "Lawan" mungkin mereka tidak akan bertahan, mungkin segera tengelam, lumpuh atau terkubur, Pemerintah sekarang juga sulit diharapkan dapat membela mereka, dan kemudian Korupsi akan segera merajalela lagi di Negeri ini dan menjadi hal yang biasa lagi seperti dulu. Akan tetapi kita juga berharap kalau mereka sudah tidak ada lagi akan muncul kembali kerinduan di sebagian Masyarakat dan menuntut munculnya kembali orang-orang seperti mereka di waktu yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun