Rumah tangga  layaknya sebuah negara. Ada kepala selaku penanggung jawab dan juga anggotanya. Mereka ada kesepakatan dan kesetiaan bersama. Antara mereka saling menguatkan.Â
Kelangsungan sebuah negara kecil ini harus dijaga dengan baik. Adanya kaitan dengan tugas harian. Harus bisa diatur kelangsungan.
Setiap personal harus siap kala tugas yang seharusnya dipangku semua anggota harus bisa tampil. Selaku kepala atau tugas anggota mereka saling mengisi.Â
Contoh gampang. Kala ayah selalu kepala yang ditinggalkan istrinya tugas negara. Bisa dikata mengurusi piknik atau kemah. Otomatis laju kegiatan di rumah itu akan beda. Maka warga keluarga itu harus siap.Â
Selaku kepala rumah tangga. Yang biasanya seorang suami tinggal santap makan kini harus usaha sendiri. Kaitan dengan anak-anaknya. Apalagi anak itu masih usia SD. Harus perlu pendampingan tersendiri.Â
Sehingga kiranya ada trik sederhana yang layak diperhatikan.Â
Pertama, pembekalan ilmu dan praktik urus diri dan keluarga. Kurikulum ini langsung di lapangan. Lewat keluarga ikut orang tuanya dulu. Yang dibekali dengan pengalamannya.Â
Kedua, siap mental dikerjai anak. Biasanya ia berlaku manja. Dan ayah tahunya langsung nyaman saja. Dan kali ini harus terjun langsung. Karena biasanya anak minta ini dan itu. Sementara bila dengan ibunya akan diperlakukan dengan istimewa.
Ketiga, itu adalah bagian kerja sama yang baik. Semua harus bisa berperan dan menggantikan kala ada bagian anggota keluarga yang tak ada. Seorang anak yang besar sendiri maka akan menggantikan ayahnya. Atau sebaliknya yang putri bisa menggantikan ibu.
Keempat, jalani dengan bahagia. Kita adalah mempunyai misi yang sama. Yakni membentuk keluarga yang damai dan aman,nyaman.
Kiranya bisa kita praktikan dengan baik kala dilakukan dengan penuh kesadaran yang tinggi.Â