Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Guru - Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penting Ngebul Mas-seh

3 Juni 2023   06:18 Diperbarui: 3 Juni 2023   06:59 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang berkelakar, "yang ahli hisap harap minggir ke ruang khusus." Sekelompok ibu-ibu di pertemuan reuni protes. Rupanya mereka tak nyaman dengan kepulan asap rokok kretek. 

Yang diprotes ternyata ada hati. Dan menghargai terus  bergegas. "Ayo kumpul disini!"Seorang bapak mengajak kawannya. 

Kelompok bapak mau minggir. Membuat grup sendiri.  Sekilas masih ada etika yang dilakukan. Ada banyak yang terganggu. Dan secara sadar juga, kelompok bapak penghisap rokok itu mengakui. 

Di ruangan khusus itu, ada  seorang bapak mengeluarkan rokok elektrik. Ia berdalih, "ngirit dan penting masih ngebul." Dalam obrolan diketahui,  ia setahun lalu sakit aneh. Seperti tertimpa barang yang membebani dadanya. Ampek dan napasnya tersengal. Kepalanya pusing berat. Kala itu ia pe-rokok kretek berat. Dan terapi untuk memulihkan kesehatannya itu. Dan masih belum bisa mengjilangkan kebiasaan ngebul-nya. Dan ia beralih ke rokok elektrik. 

Seorang lagi dari mereka beralasan milih rokok elektrik . Ia bisa memilih rasa dan sensasi sesuai dengan kesukaan. Beralihnya alat ternyata,  ada beberapa alasan. Dia berdalih efek untuk memperkuat alasan itu agar tak terserang kanker. 

Sementara yang masih ngebul dengan kretek ting-we . Yang ia milih nglinting dewe. Beli ramuan tembakau dengan aroma sesuai kretek yang biasa dikonsumsi. Tinggal ke warung khusus dan banyak tersebar di pasaran. 

Yang jadi soal tumbuhnya rokok ilegal. Dengan beberapa hal ini keberadaan rokok yang legal terganggu omsetnya. Bahkan rokok ilegal nerurusan dengan ranah hukum. Dan terang-terangan diperangi dari penegak hukum. 

Apapun keadaan bagi mereka pecandu ngebul. Yang jelas ngebul sampai kapan saja masih dilakukan. Sebagai gaya yang dilakukan saat berkomunikasi dan kumpul bareng dalam ngobrol. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun