"Ajarilah aku memanah biar bisa bareng gladen, Pak!"
Rupanya Mak tertarik dengan kawannya yang bisa bareng satu keluarga  saat ikut even memanah di sebuah tempat. Ia melihat status di WA kawannya itu.Â
"Belajar tak kenal umur. Apalagi untuk belajar memanah. Pasti bisa!" Pesan kawannya kepada Mak. Hal  itu setelah memberikan komentar di status kawannya itu.Â
Rupanya terapi itu mampu menggerakkan dan tumbuh semangat di hati Mak. Ada spirit untuk tampil seperti kawan akrabnya. Walau Mak sudah tak semuda anaknya yang baru duduk di SMP. Ia pingin seperti anaknya yang juga suka memanah. Anaknya selalu ikut gladen keluar daerah. Kadang juga lintas provinsi. Terakhir ikut gladen ke Surabata.Â
Dalam gambaran Mak bila bisa memanah nantinya juga bisa berwisata. Akan tahu dan berkunjung ke daerah lain sambil memanah. Maka kian pingin bisa memanah seperti anaknya.Â
Langkah awal yang Mak lakukan dengan mengenal busur. Dan memegang serta  merentangnya. "Tarik sekuatnya hingga sampai ke pipi,Mak!"Â
Ini berulang dilakukan. Latihan ini belum menggunakan anak panah. Masih mengulang-ulang hingga mantab.Â
"Tarik dan rentang dan melepaskannya jangan langsung lepas! Lepas pelan-pelan seiring tarikan senar talinya!"
Latihan sederhana dan tenang. Butuh ketelatenan agar bisa merasakan karakter alat memanah ini.Â
"Kali ini latihan 5 rambahan dulu!"