Label yang disematkan pada setiap  generasi haruslah mengemban misi humanis. Sisi kehidupan yang mencerahkan peradaban.Â
Bisa memperhatikan dari kisah Nabi Musa dapat bisa diambil hikmah. Kala bayi  yang ditemukan di sungai Nil. Ditemukan pasukan Firaun  yang setadinya mau dibunuh. Atas usul istri raja itu  agar bayi itu diasuh di istana. Hingga besar.
Kekuatan Musa tampak kala melerai pertikaian dua orang dan ada yang dipukul. Mati! Kejadian ini terekam oleh pasukan kerajaan. Dan menimbulkan kecurigaan Firaun. Sehingga penguasa itu  tahu ada firasat tak baik. Dimungkinkan mengganggu kekuasaannya.Â
Musa lari dari istana. Keluar dari istana ketemu penggembala yang berebut air. Ada penggembala yang tak ikut berdesakan. Orang itu tak mau berebut. Musa menolong dan diminta untuk ke rumah orang tuanya hingga akhirnya dijadikan mantu.Â
Tertindasnya kaumnya menyebabkan nuraninya bergejolak. Tak mau tersenyum di atas kaumnya yang susah. Sehingga ingin mengatasinya. Musa pergi ke Mesir untuk menyadarkan raja. Dengan mukjizat mampu mengalahkan pengawal raja.Â
Dalam upaya memperjuangkan kaumnya dari penindasan. Dengan jiwa lapang. Dengan beragam masalah yang dihadapi. Ada tahapan dalam memberikan solusi. Dengan solusi secara diplomasi yang dilandasi kecerdasan spiritual. Ucapan yang tepat dan perilakunya. Yang tak ringan. Jangan sampai menimbulkan salah pengertian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H