Sebuah keluarga terasa  nyaman bila tertanam  rasa Rukun ,Tertib ,Komitmen dan Disiplin (RTKD) pada kita. Menghirup udara terasa segar dengan adanya tatanan yang mengundang bahagia.Â
Rusaknya kenyamanan itu bila ada  Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Terjadinya KDRT sebuah  akibat  dari perilaku kepala keluarga  yang tak terkontrol. Akhirnya membuat seseorang dalam rumah tangga kita menderita secata psikis  maupun fisik.Â
Pentingnya merawat rumah tangga bebas KDRT lewat evenkomunitasonlne mengingatkan dan mengajak berbagi tulisan. Dan telah banyak warga kompasiana yang antusias menyampaikan wawasan  dan pendapatnya.Â
Diri kita  sebenarnya sebagai  masyarakat kecil yang ada pada rumah tangga. Dan secara alami dibentuk dan dikembangkan menjadi sebuah miniatur untuk melanjutkan lagi dalam membangun rumah tangga berikutnya. Hal ini berlangsung sejak zaman dulu sebagaimana  para leluhur kita. Dan mereka telah mewariskan karakteristik yang hingga kini masih terasa. Ikatan di dalam rumah tangga dan nuansanya.Â
Tanpa menyalahkan mereka dan berangkat  dari setiap soal yang ada pada rumah tangga sejatinya  ada solusinya. Selagi dalam masyarakat keluarga ini mau saling mengerti. Ada semacam renungan dan penyadaran diri. Secara sederhana ada tips yaitu," Rukun Tertib Komitmen Disiplin (RTKD). Adapun secara sederhana dapat diurai sebagai berikut :Â
Pertama Rukun. Ciptakan hidup di rumah tangga itu yang kompak. Kekompakan tanpa rukun tak akan terwujud. Makanya kerukunan senantiasa dipupuk dan disuburkan. Dari hal-hal kecil. Semacam mengingatkan tugas diantara anggota. "Ayo bangun! Lekas sekolah!" Selaku pimpinan keluarga. Dan ibu biasanya yang lebih semangat. Karena kawatir bila anak-anaknya sampai terlambat sekolah. Begitu juga antara ibu dan bapak harus kompak. Janganlah tidur lagi, sementara si istri membangunkan anaknya. Dan menyuruh segera mandi dan urus diri.Â
Kedua, Tertib. Berusaha dicanangkan dalam  diri dan anggota keluarga. Hidup secara teratur dari hal kecil. Setiap  pagi secara tepat waktu sudah siap. Jangan sampai ke sekolah terlambat. Apalagi di jajaran pengendali keluarga. Suami istri harus mau dan pedulikan anggotanya. Adanya waktu yang tersedia di rumah tangga digunakan sebaik-baiknya. Bagi umat Islam ada waktu shalat jamah. Atau makan bareng walau segelas air teh atau gorengan telo. Atau bila sudah dapat bayaran ini untuk suami berikan pada istri denagn ikhlas. Katakan ini hasilnya dan bermusyawarah apa saja yang akan dibayari. Dana yang ada bisa untuk menopang kelangsungan hidup.Â
Ketiga, Komitmen. Sebuah kesepakatan awal mula kita membangun rumah tangga dulu. Sehingga bagi calon pasangan itu sebaiknya ada kontrak secara tertulis. Tak dipungkiri saat awal mula menjalin ikatan itu adanya baik dan bahagia saja. Sedunia adalah milik berdua. Bahkan tak makan selagi bersama maka akan nyaman dan kenyang. Tapi ingat bahwa perjalanan hidup masih berlanjut dan akan masuk petualangan hidup dengan berbagai nuansa. Perih getir dan juga rintangan yang jadi manisnya hidup. Ketika ada komitmen maka itu tak menjadi masalah.
Keempat Disiplin. Hidup itu sesuai dengan aturan main. Sebagai makhluk Tuhan maka sejatinya kita juga searah dan sejalur dengan apa yang diarahkan-Nya. Ada rambu-rambu yang wajib ditaati. Butuh kesepakatan dan ketentuan bersama. Seorang istri dan suami bisa berembuk. Apa saja yang menjadi kebutuhan yang dilakukan bersama-sa.ma. Ikatan mengasuh anak butuh bersama. Mengawal mereka menuju ke arah kedewasaan dalam pikir dan tindakannya. Sehingga ketika sejak awal sudah ada bekal maka KDRT kian terusir dari diri mereka nantinya.Â
Hal-hal yang sesulit dalam rumah tangga pasti ada solusi ketika mau dan peduli pada nilai hidup yang luar biasa ini. Hidup akan cerah dan ceria saat ada langkah-langkah manis dalam rumah tangga ini. Salam kompak dan katakan," say no to KDRT"