Sore itu bandara soekarno hatta penuh sesak dipadati penumpang yang sebagian besar adalah penumpang domestik. Pada saat chekc-in terlihat beberapa penumpang yang mengelabuhi petugas check-in counter dengan mengatakan tidak membawa koper dengan ukuran besar, padahal yang lain menunggu di luar batas antrian dengan koper yang besar, dengan harapan dapat masuk kabin pesawat.
‘Ribet kalo masuk kargo, udah keluarnya lama dan takut hilang’ demikian alasan penumpang mengapa menaruh barang di kargo masih merupakan momok tersendiri. Ya hal ini seharusnya menjadi cambuk bagi Angkasa Pura atau operator penerbangan untuk segera memperbaiki layanan bagasi yang ditaruh di kargo pesawat.
Celakanya mereka yang membawa barang besar dan berat di kabin akan meminta pramugari untuk mengangkatkan barang mereka di rak bagasi pesawat, padahal tugas Pramugari tidak untuk mengangkat barang, namun mengatur barang bagasi agar proses boarding cepat selesai dan pesawat tidak terlambat untuk take off. Minimnya pengetahuan penumpang domestik tentang profesi pramugari menyebabkan mereka tidak patuh untuk mentaati peraturan penerbangan yang berlaku bagi penumpang itu sendiri.
Saat pesawat sore itu menunggu giliran take off di Bandara Soekarno Hatta yang memang sangat padat antrian, beberapa penumpang terlihat gelisah.
Salah satu penumpang memanggil pramugari dan bertanya, “kok nggak segera take off sih?” padahal tadi pilot sudah mengumumkan bahwa pesawat sedang menunggu ijin dari menara pengawas bandara dalam antrian take off.
Ya, seperti itu, bahwa banyak penumpang yang menyepelekan pengumuman-pengumuman yang ada di pesawat. Padahal siapa tahu pengumuman itu penting dan sangat berkaitan dengan keselamatan penerbangan. Kemudian pada saat terjadi kasus darurat dan penumpang harus mengikuti instruksi pramugari, mereka tidak tahu apa-apa karena memang sebelumnya tidak memperhatikan dengan seksama pengumuman yang diberikan.
Atau masih banyak terlihat penumpang memakai head set atau ear phone untuk mendengarkan musik dari gadget mereka saat pengumuman berlangsung di pesawat.
“Pramugarinya cantik dan seksi” bisik seorang penumpang kepada temannya saat seorang pramugari lewat dan meninggalkan harum parfumnya yang terlihat merupakan parfum mahal.
Penumpang itu terlihat penasaran dan sengaja mengangkat handphone di telinganya sambil menggoyang-goyangkan handphone, memberi tanda kepada pramugari tadi bahwa ia meminta nomer handphone.
“Emang mau?” bisik temannya yang ada disampingnya.
“Ya maulah. Kayak nggak tau aja Pramugari itu apa”
“Siapa bilang?”
“Temenku kemaren. Dia bilang pernah bercinta dengan pramugari. Kenalannya di pesawat kayak gini”
“Bukan Pramugari maskapai ini kali”
“Yah, kan sama saja semua pramugari bisa”
“Eh, kalau Pramugari disini, gajinya lebih gede daripada gaji kamu tau!”
Penumpang itu atas persepsinya masih mencoba untuk menarik perhatian pramugari tadi. Melihat hape si penumpang masih nyala, pramugari tadi mendekati.
“Bapak silahkan hapenya dimatikan karena bapak sudah berada di dalam pesawat dan kegiatan menyalakan hape akan mengaganggu sistem navigasi pesawat”
“Punya pin bb mbak?”
“Bapak saya ulangi lagi, silahkan hapenya dimatikan!”
“Kan sebentar saja mbak, lagi pula pesawat belum takeoff”
“Bapak saya minta terus terang kepada bapak untuk mematikan hape bapak”
Terdengar suara pramugari makin keras sehingga penumpang yang duduk didepan atau belakang baris kursi itu mendengarnya.
Pramugari tersebut bukan tanpa alasan pada saat permintaan ketiga ia mengeraskan suaranya. Tujuannya adalah agar penumpang lainnya mendengar dan dapat menjadi witness atau saksi apabila terjadi hal yang diingkari oleh penumpang yang diperingatkan.
“Tuh, dengar. Pramugari tadi sudah meminta terus terang sama kamu. Tapi bukan meminta nomer hapemu, melainkan meminta terus terang buat matiin hapemu! Ngeyel sih!” kata temannya.
Bagi sebagian orang Indonesia yang ngeyelan, sok tahu, sok kaya, sok pintar, sok dianggap penting, memang bahwa mereka berpikir, “peraturan dibuat untuk dilanggar’
Apalagi mereka sudah merasa membayar, sehingga mereka pikir hal itu juga including membeli pramugarinya.
Sudahkah anda sadar keselamatan penerbangan dan membantu untuk mensuportnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H