Beberapa waktu lalu, saya bertemu seorang sahabat lama di sebuah acara keluarga. Dia bercerita tentang ayahnya yang didiagnosis dengan Parkinson. "Saya nggak pernah terpikir, kenapa sih penyakit itu bisa muncul? Bukannya itu hanya masalah saraf?" tanyanya dengan nada penasaran. Percakapan itu membuat saya merenung. Banyak dari kita tidak menyadari bahwa penyakit seperti demensia dan Parkinson sebenarnya sangat erat kaitannya dengan metabolisme tubuh.
Otak kita adalah organ yang luar biasa, tetapi juga yang paling rentan terhadap perubahan metabolisme. Jika mesin tubuh, alias metabolisme, tidak bekerja dengan optimal, maka otaklah yang sering menjadi korbannya. Nah, mari kita bahas bagaimana hal ini terjadi dan, yang lebih penting, bagaimana kita bisa mencegahnya.
Saat mendengar kata metabolisme, apa yang langsung terlintas di pikiran Anda? Mungkin tentang pembakaran kalori, menurunkan berat badan, atau olahraga. Padahal metabolisme jauh lebih luas dari itu. Metabolisme adalah proses yang memastikan setiap sel di tubuh kita, termasuk di otak, mendapatkan energi untuk bekerja.
Untuk otak, energi utamanya adalah glukosa. Tapi, ketika tubuh kita mengalami resistensi insulin (yang sering terjadi akibat pola makan buruk), otak kesulitan mendapatkan bahan bakar yang cukup. Ini seperti memberi bensin yang salah ke mobil mewah---hasilnya tentu performanya akan menurun. Dan inilah yang sering menjadi akar dari masalah seperti demensia dan Parkinson.
Demensia, khususnya Alzheimer, sering disebut sebagai "diabetes tipe 3". Kenapa? Karena resistensi insulin di otak adalah salah satu faktor utama yang memicu penyakit ini. Ketika otak tidak mampu menggunakan glukosa secara efektif, sel-sel saraf mulai mati perlahan. Hasilnya? Gangguan memori, penurunan kemampuan berpikir, dan akhirnya, hilangnya fungsi kognitif secara menyeluruh.
Selain itu, stres oksidatif juga memainkan peran besar. Bayangkan tubuh Anda seperti pabrik besar yang menghasilkan energi. Selama proses itu, selalu ada "limbah" berupa radikal bebas. Jika limbah ini tidak dibersihkan dengan baik karena metabolisme yang buruk, maka radikal bebas ini mulai merusak sel otak.
Parkinson adalah cerita lain yang masih terkait erat dengan metabolisme. Di penyakit ini, sel-sel di otak yang memproduksi dopamin---zat yang membantu mengontrol gerakan---mulai mati. Penyebabnya? Lagi-lagi metabolisme!
Gangguan pada mitokondria, yang merupakan pusat energi di dalam sel, menjadi salah satu pemicu utama. Tanpa energi yang cukup, sel otak tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Dan seperti demensia, radikal bebas yang tidak terkendali juga memperparah kerusakan ini.
Selain itu, mikrobiota usus juga berperan. Tahukah Anda bahwa usus kita sering disebut sebagai "otak kedua"? Keseimbangan bakteri di usus memengaruhi kesehatan otak. Ketika pola makan tidak sehat, bakteri jahat di usus bisa memicu peradangan kronis yang pada akhirnya memperburuk Parkinson.
Setelah memahami bagaimana metabolisme memengaruhi demensia dan Parkinson, pertanyaan berikutnya adalah: Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?