Lina, salah satu teman saya, mengirim saya pesan whatsapp. "Bapak tahu," katanya sambil menghela napas, "saya dulu jarang banget menstruasi. Kadang dua bulan nggak muncul, kadang lebih. Kalau nggak minum medroxyprogesterone yang dikasih dokter, ya nggak ada tanda-tandanya sama sekali."
Ia melanjutkan ceritanya. "Saya sempat bertanya-tanya, apa saya harus tergantung sama obat ini selamanya?"
Saya menghela nafas panjang membaca pesannya. Lina bukan satu-satunya. Banyak sekali perempuan di luar sana yang punya masalah serupa---mens yang tidak teratur, bahkan menghilang berbulan-bulan. Dan seringkali, solusinya ya obat-obatan. Dokter memang biasanya meresepkan hormon sintetis untuk 'memaksa' tubuh kita agar siklus itu kembali. Tapi, coba pikir, sampai kapan? Haruskah kita selalu menggantungkan kesehatan kita pada obat? Apakah ini benar-benar solusi, atau hanya menunda masalah?
Perempuan sering kali diberi tahu bahwa siklus menstruasi itu seperti jam tangan, selalu datang tepat waktu setiap bulan. Kenyataannya? Jauh dari itu. Banyak faktor yang bikin mens jadi kacau: stres, kelelahan, gaya hidup, bahkan makanan yang kita konsumsi.
Di zaman sekarang, banyak yang sering terjebak dalam pola makan yang penuh gula, karbohidrat olahan, dan bahan pengawet. Tidak hanya itu, kurang tidur, olahraga berlebihan, atau bahkan tidak olahraga sama sekali juga bisa memengaruhi hormon. Kalau hormon tubuh kacau, ya, jangan harap mens datang dengan rutin.
Pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya, kenapa tubuh kita tidak berfungsi seperti seharusnya? Apakah mungkin ini adalah cara tubuh mencoba memberi tahu kita bahwa ada yang salah? Atau, mungkin ini adalah panggilan untuk lebih peduli dengan apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita setiap hari?
Kembali ke Lina. Dia akhirnya memutuskan untuk mencoba Metabolic Boot Camp setelah lelah bolak-balik minum obat.
"Awalnya saya skeptis," katanya jujur. "Masa iya cuma ganti pola makan bisa bikin mens saya balik normal?" Tapi Lina tetap mencoba.
Di hari pertama, Lina mengubah total cara dia makan. Tidak ada lagi makanan olahan, tidak ada gula, dan karbohidrat. Dia mulai makan lebih banyak protein: ayam, ikan, tahu, tempe, dan telur. "Saya merasa seperti memasak untuk lomba MasterChef setiap hari!" katanya sambil tertawa.
Namun, hasilnya nyata. Dalam sebulan pertama, tubuh Lina mulai menunjukkan perubahan. Energinya meningkat, perutnya terasa lebih ringan, dan yang paling mengejutkan, menstruasinya mulai datang lagi.