Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketergantungan Obat, Apa Dampaknya?

6 Desember 2024   14:13 Diperbarui: 9 Desember 2024   05:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketergantungan pada obat-obatan | Freepik/@wayhomestudio

"Dok, kalau obatnya saya stop, gimana?" pertanyaan itu sering terdengar di ruang praktik dokter. Biasanya, dokter akan menjawab, "Jangan, nanti penyakitnya kambuh."

Suatu pagi, seorang kenalan saya bercerita di sebuah kafe. Teman saya ini berusia 50-an yang terlihat lebih tua dari umurnya. Dengan secangkir kopi di tangannya, dia berbagi cerita tentang kehidupannya selama lima tahun terakhir.

"Saya tidak pernah absen minum obat tekanan darah setiap pagi," katanya sambil tertawa kecut. "Rasanya seperti alarm tubuh saya: bangun, minum obat, hidup. Kalau tidak minum obat, saya tidak berani keluar rumah."

Saya mendengarkan dengan seksama. Teman saya ini, seperti banyak orang lain, telah menjadi bagian dari siklus tak berujung ketergantungan pada obat. Dia mengira bahwa pil kecil itu adalah penyelamatnya. Padahal, kenyataannya, pil itu hanya "menyembunyikan" masalah sebenarnya tanpa menyelesaikannya.

Obat-obatan kimia sering kali dianggap sebagai solusi instan. Nyeri kepala? Minum obat. Demam? Langsung pil penurun panas. Tapi, apakah kita pernah bertanya, kenapa saya sakit?

Obat bekerja dengan menekan gejala, bukan menyembuhkan penyebabnya. Dalam kasus hipertensi, misalnya, obat membantu menurunkan tekanan darah, tetapi tidak memperbaiki akar masalah seperti metabolisme yang terganggu, pola makan yang salah, atau stres kronis.

Bayangkan tubuh kita seperti mobil. Jika lampu indikator mesin menyala, apakah kita mematikan lampu itu tanpa memperbaiki mesinnya? Tentu tidak bukan? Tapi dengan obat, banyak dari kita melakukan hal serupa pada tubuh kita.

Tren suplemen juga semakin naik daun. Orang berlomba-lomba membeli produk dengan janji "memperbaiki kesehatan," "menambah energi," atau bahkan "memperpanjang umur."

Seorang teman saya yang lain, terobsesi dengan suplemen. Meja dapurnya penuh dengan botol-botol warna-warni. "Saya merasa lebih sehat sejak minum ini semua," katanya, walaupun kantong matanya bercerita sebaliknya.

Saya tidak mengatakan bahwa semua suplemen itu buruk. Beberapa memang membantu, terutama jika tubuh kekurangan zat tertentu. Namun, mengandalkan suplemen tanpa memperbaiki pola makan dan gaya hidup adalah seperti mematikan mesin mobil ketika lampu indikator mesin menyala tanpa memperbaiki mesinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun