Mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin, apalagi di kota sebesar Jakarta, menuntut seseorang untuk memiliki pandangan yang matang dan berbasis fakta. Dalam hal pendidikan, Dharma Pongrekun perlu menyadari bahwa lamanya waktu sekolah bukanlah hasil dari rencana rahasia, melainkan keputusan yang diambil dengan memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak, kebutuhan sosial, serta kebijakan pemerintah yang mengacu pada standar internasional.
Sistem pendidikan adalah sesuatu yang terus berkembang. Setiap negara, termasuk Indonesia, selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya agar anak-anak dapat berkembang dengan baik dan memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks. Daripada melihat pendidikan melalui lensa konspirasi, sebaiknya kita semua, termasuk Dharma Pongrekun, melihatnya sebagai peluang untuk perbaikan berkelanjutan.
Fokus pada Fakta, Bukan Konspirasi
Pernyataan Dharma Pongrekun yang mengaitkan sistem pendidikan dasar enam tahun dengan afiliasi "Dajjal" mencerminkan pandangan yang sempit dan didasarkan pada teori konspirasi. Pendidikan dasar selama enam tahun di Indonesia telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak-anak dan telah disesuaikan dengan standar internasional.
Alih-alih terus terjebak dalam pola pikir konspiratif, Dharma sebaiknya fokus pada fakta dan melakukan studi banding dengan negara lain. Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun masa depan bangsa, dan menyebarkan teori konspirasi hanya akan menghambat kemajuan dan menciptakan kebingungan di tengah masyarakat.Â
Salam damai Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H