Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Siksa Kubur", Sebuah Perjalanan 'Holographic Mind'

23 April 2024   00:04 Diperbarui: 23 April 2024   00:06 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic: https://www.medcom.id/hiburan/film

Ini adalah judul film Horor terbaru di tahun 2024 yang aku tonton. Sebelumnya aku tidak tertarik dengan film genre Horor. Entah mengapa aku tertarik melihatnya dan film ini di luar ekspektasiku!

Sebelumnya aku mengira kalau film ini akan menyuguhkan hantu-hantu ala Indonesia. Hantu jelek, berdarah-darah dan suara-suara memanggil dari hantu tersebut. Namun semua yang aku kira akan ada tersebut, ternyata malah tidak ada!

Bahkan film ini bagiku, pada bagian-bagian dialognya, terutama dialog antara Sita dan Pak Wahyu, adalah dialog yang berat bagi penggemar horor umumnya di Indonesia. Dialog yang mengandung kalimat-kalimat filosofis yang sulit dicerna (mungkin).

Film ini lebih mengarah ke bentuk genre Filosofis daripada Horor konvensional. Tapi sekali lagi, ini menurutku. Ada bagian menarik yang ingin aku abadikan pada tulisanku di sini, yaitu ketika Pak Wahyu merangkai kalimat ini;

"Siksa kubur itu adalah keadaan ketika kamu tersiksa dengan apa yang paling kamu takutkan selama hidup"

Sebagai penutup pada tulisan ini, aku ingin menguraikan kalimat tersebut sesuai versiku.

Dalam perjalanan eksistensial manusia, pikiran yang tersiksa atau terkekang selama hidup dapat menciptakan sebuah fenomena yang menarik: hologram pikiran (holographic mind). Seperti layar proyeksi di dalam alam bawah sadar kita, hologram pikiran ini memancarkan gambar-gambar dan pengalaman-pengalaman yang terkait dengan ketakutan, obsesi, dan kegelisahan yang kita alami dalam kehidupan nyata.

Siksa kubur menciptakan panggung di mana pertarungan antara pikiran dan batin berlangsung. Di sinilah kita menemukan diri kita terperangkap dalam konflik batin yang mendalam, di antara gelombang-gelombang ketidakpastian dan kegelapan yang mengancam untuk menelan kita sepenuhnya. Namun, dalam kegelapan itu juga tersembunyi kekuatan dan keberanian yang menggerakkan kita untuk melangkah maju, bahkan ketika kita merasa paling rapuh dan terpukul.

Dalam perjalanan ini, siksa kubur adalah panggilan untuk menghadapi diri kita sendiri dengan jujur dan berani, untuk menyelami kedalaman batin kita yang paling tersembunyi. Ini adalah panggilan untuk merenungkan esensi dari keberadaan kita, menjelajahi makna hidup dan tujuan kita di dunia ini. Melalui pertarungan ini, kita belajar untuk menerima kelemahan kita sendiri, dan menemukan kekuatan yang tersembunyi di balik ketidakpastian dan ketakutan.

Saat kita terlelap dalam tidur, kita memasuki alam mimpi di mana hologram pikiran ini menjadi nyata. Dalam mimpi, kita merasakan setiap sensasi dan emosi dengan intensitas yang seolah-olah tak terduga. Kita dapat merasakan keletihan saat dikejar, ketakutan saat jatuh, bahkan keputusasaan saat tenggelam dalam air,  sampai nafas sesak. Dan seperti mimpi-mimpi yang penuh dengan realitas yang tak terbatas, apa yang kita alami dalam alam holographic mind ini pun terasa sangat nyata.

Namun, pertanyaan yang muncul adalah: apa yang terjadi ketika kita meninggal dan memasuki alam holographic mind yang terkait dengan ketakutan kita selama hidup? Dalam konteks ini, kematian menjadi pintu masuk ke labirin yang tak berujung dari hologram pikiran kita yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Ketika kita melangkah ke dalam alam tersebut, kita mungkin menemukan diri kita terperangkap dalam siksa kubur abadi dari pikiran yang terbelenggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun