Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apresiasi dan Sisi Positif

10 Januari 2024   19:55 Diperbarui: 18 Januari 2024   12:31 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Bing AI

Setiap individu adalah kombinasi dari beragam kelebihan dan kekurangan yang membentuk keunikan mereka. Namun, dalam dinamika interaksi sosial, kita seringkali tertarik pada sisi negatif seseorang, terutama ketika pandangan atau nilai-nilai mereka tidak sejalan dengan kita atau saat kita tidak merasa nyaman dengan mereka. Terjebak dalam penilaian ini bisa membuat kita cenderung memusatkan perhatian pada kelemahan dan kesalahan individu tersebut, menyebabkan pandangan yang terdistorsi terhadap seluruh kepribadian mereka.

Terkadang, ketika ada perbedaan pendapat atau ketidakcocokan pribadi, kita lebih cenderung menemukan kesalahan atau kekurangan yang ada pada orang tersebut. Ini membuat kita terfokus pada sudut pandang yang cenderung berpaling dari kelebihan atau kebaikan yang sebenarnya dimiliki oleh individu tersebut. Sebuah bias terbentuk yang mengesampingkan aspek positif dari kepribadian, kualitas, atau kontribusi yang mereka miliki dalam berbagai situasi.

Filosofi Jawa yang menginspirasi, 'Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake', membawa pesan mendalam tentang penghormatan terhadap individu, bahkan ketika ada perbedaan pandangan atau sikap.

Namun, menjalankan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah. Mampu melihat kelebihan dan keunggulan pada individu yang mungkin tidak sejalan dengan kita atau memiliki pendapat berbeda seringkali merupakan tantangan tersendiri. Sebagian dari kita lebih rentan terjebak dalam sikap menyalahkan, mencela, atau menyuarakan pandangan negatif terhadap orang lain ketika ada ketidaksepakatan.

Kadang, sikap untuk mengakui kualitas atau kebaikan orang lain yang berbeda pendapat menjadi sulit karena adanya perbedaan atau konflik yang muncul. Biasanya, kita lebih cenderung mempertahankan pandangan atau keyakinan kita sendiri daripada melihat nilai-nilai positif yang dimiliki oleh individu yang berseberangan dengan kita. Hal ini dapat menjadi penghalang untuk melihat individu secara obyektif, menyebabkan ketidakmampuan untuk menghargai kelebihan atau kontribusi positif yang mereka miliki.

Memberikan sikap positif terhadap individu yang mungkin memiliki pandangan atau sikap yang berbeda merupakan sebuah tantangan yang nyata. Untuk bisa menghargai kelebihan atau kebaikan dari seseorang yang memiliki perbedaan pandangan, diperlukan usaha ekstra dalam memperluas perspektif dan meningkatkan tingkat toleransi kita. Penting untuk diingat bahwa setiap individu, terlepas dari perbedaan pandangan, memiliki sisi baik yang layak dihargai dan diapresiasi.

Menyelami dan menghargai kelebihan seseorang yang memiliki perspektif yang berbeda membutuhkan kesabaran, keberanian, dan kemauan untuk melihat jauh di luar batas pandangan pribadi. Kita seringkali terjebak dalam sudut pandang sempit yang hanya memperhatikan perbedaan, tanpa mengakui atau menghargai kemungkinan bahwa orang tersebut memiliki hal-hal positif yang dapat kita pelajari atau hargai.

Meningkatkan toleransi terhadap perbedaan merupakan langkah awal untuk bisa memahami dan menghargai kelebihan dari individu yang memiliki pandangan berbeda. Merangkul keberagaman dan memahami bahwa kebenaran tidak selalu berada di satu pihak saja, adalah langkah penting dalam menumbuhkan sikap apresiatif terhadap orang lain. Dalam setiap keberbedaan, terdapat pelajaran yang berharga dan kebaikan yang bisa kita temukan jika kita bersedia untuk melihat melampaui perbedaan itu sendiri.

Pada banyak kesempatan, keluhan atau kritik terhadap orang lain seringkali menjadi pilihan yang lebih mudah dibandingkan memberikan pujian atau penghargaan. Hal ini sering disebabkan oleh kecenderungan alami kita untuk lebih fokus pada sisi negatif daripada potensi baik yang dimiliki oleh seseorang. Terperangkap dalam spiral keluhan tersebut dapat membuat kita kehilangan pandangan terhadap hal-hal positif yang sebenarnya dimiliki oleh individu yang sedang kita kritisi.

Kita cenderung mempersepsikan segala sesuatu dari sudut pandang yang negatif, seringkali tanpa memberikan kesempatan kepada diri kita sendiri untuk mencari dan melihat aspek positif dari individu yang sedang kita kritik. Kita seringkali terperangkap dalam lingkaran siklus keluhan yang terus-menerus, yang pada akhirnya dapat membuat kita buta terhadap kemungkinan-kemungkinan baik yang mungkin dimiliki oleh orang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun