Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memetakan Kekuatan Lewat Isu Palestina

17 Mei 2021   15:00 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:03 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, saya tentu tidak setuju dengan agresi militer Israel yang merugikan pihak sipil Palestina. Dari hancurnya fasilitas umum, terbunuhnya warga sipil, anak-anak dan wanita. Begitu pula serangan Hamas yang merugikan warga sipil Israel. Apapun namanya, perang akan merusak dan merugikan kedua belah pihak.

Duduk bersama dan menahan ego untuk menguasai adalah jalan satu-satunya (walau nampaknya mustahil) untuk hidup damai dan membangun peradaban bersama. Masing-masing pihak tentu punya alasan untuk memulai perang, dan kalau itu terus berlangsung maka tinggal menunggu salah satunya luluh lantak.

Kita sebagai 'orang luar' tentu tidak dapat cepat menilai, apakah Israel yang salah, atau Palestina yang salah. Sekali lagi, masing-masing pihak punya argumentasi yang kuat untuk meyakini tindakannya. Saya sendiri tentu prihatin dengan kehancuran dari hasil serangan agresi Israel yang membabi buta (terlepas dia punya alasan untuk melakukan itu). Prihatin akan korban2 sipil, terutama anak2. Hal itu tentu saja tidak dapat dibenarkan.

Seperti yang sudah dijelaskan Menteri Luar Negeri kita, Ibu Retno Lestari Priansari Marsudi, bahwa Indonesia kembali menyampaikan agar OKI (Organisasi Kerja Sama Islam ) kembali bertemu untuk membahas isu yang sama, yakni agresi Israel terhadap Palestina.

"Kita semua tidak boleh lupa bahwa Palestina adalah satu-satunya negara yang masih diduduki oleh kekuatan kolonial di dunia ini. Semua penderitaan Palestina disebabkan oleh Israel sebagai 'occupying power'. Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan oleh Israel."

Saya juga setuju bahwa kita semua, melalui pemerintah tentu tetap mendukung agar Palestina merdeka. Bangsa Palestina hanya bisa mencapai cita-citanya untuk merdeka apabila mereka bersatu.

Atas nama kemanusiaan dan hak setiap warga negara, dua hal ini harus diatasi:

 Pergerakan orang-orang Palestina dibatasi di tanah mereka sendiri.

 Hak-hak Palestina dihilangkan.

Lalu apa yang terjadi di dalam negeri kita?

Tentu situasi ini dapat dijadikan momen oleh oknum yang berkepentingan untuk membesar-besarkan isu yang sangat sensitif, yaitu agama!

Mari kita serahkan langkah-langkah kongkrit untuk mendukung perjuangan Palestina akan hak-hak negaranya kepada pemerintah yang sudah bergerak bersama negara-negara lain. Terutama tentang seruan kepada komunitas internasional untuk menghentikan aksi kolonial dan segregasi rasial Israel.

Dalam hal ini, kita juga perlu hati-hati dan waspada dengan tunggangan isu ini. Sentimen agama yang digunakan dapat dijadikan alat untuk melihat kekuatan (siapa pendukungnya) lewat media sosial. Gambar-gambar yang dipasang, seruan dan kata-kata dengan corak agama untuk mendukung Palestina memang dibutuhkan oleh oknum yang menggerakkan.

Untuk apa?

Tentu untuk melihat kemungkinan apakah Indonesia dapat 'dibakar' dengan isu yang sama!

Sekali lagi, mari kita dukung perjuangan Palestina merdeka dan mendapatkan kembali hak-hak negaranya, terutama dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina berdasarkan two-states solution dan sesuai dengan parameter-parameter internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun