Pindah agama, adalah sesuatu yang biasa terjadi. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun di seluruh bagian dunia. Dalam tulisan sebelumnya, saya pernah mengutip sebuah berita sebagai berikut:
"Menurut sebuah surat kabar, "Milliyet" (surat kabar harian berbahasa Turki utama yang diterbitkan di Istanbul, Turki) melaporkan bahwa 35,000 Muslim Turki berpindah ke Kristen pada 2008. Sebuah studi 2015 memperkirakan sekitar 4,500 pengikut Yesus berasal dari latar belakang Muslim di Turki, sebagian besar adalah orang Turki."
(Sumber)
Sementara itu, mereka yang pindah dari agama lain ke agama Islam juga mempunyai alasan yang beragam. Berikut kutipan dari Lembaga survei internasional Pew Research Center (PRC) menemukan perbandingan perpindahan ke agama Islam penduduk di Amerika Serikat:
"Sementara, mereka yang masuk Islam sebagian besar dulunya beragama Kristen. Sebanyak 53 persen dulunya penganut Protestan dan 20 persen Katolik. Sekitar 19 persen sebelumnya tidak beragama dan sisanya dari Ortodoks, Buddha, Yahudi dan lainnya. Alasan masuk Islam juga beragam. Sekitar seperempat mengatakan mereka yakin Islam adalah agama yang utama, 21 persen telah mempelajarinya sebelum pindah. Sekitar 10 persen ingin menjadi komunitas Muslim, 9 persen karena pernikahan, 9 persen karena ikut tokoh publik".
(Sumber)
Dari dua kutipan berita di atas, perpindahan agama merupakan hal yang biasa dan bersifat individu. Yang kemudian menjadi 'heboh' atau mungkin malah dihebohkan alias diangkat menjadi 'headline' utama karena yang bersangkutan adalah tokoh publik dan keluarganya. Berita-berita perpindahan agama tokoh publik yang diangkat, di dalamnya bermuatan politik atau paling tidak dapat digunakan sebagai 'amunisi' untuk tujuan-tujuan tertentu, termasuk tujuan memecah belah persatuan. Tokoh publik yang pindah agama, tentu akan mengecewakan para penggemar fanatik (walaupun tidak semua), dan kekecewaan itulah yang dieksploitasi. Seperti dilansir oleh salah satu lembaga survey di atas bahwa ada masyarakat yang ikut pindah agama karena mengikuti tokoh publik yang mereka sukai.
Apa salahnya pindah agama?
Tidak ada agama yang salah. Masing-masing agama boleh melakukan klaim bahwa agamanya yang paling benar. Sepanjang klaim tersebut hanya untuk komunitas agamanya saja dan bukan untuk menyalahkan agama lain atau bahkan untuk memusuhi agama lain, maka hal itu sah-sah saja. Semua agama benar, sepanjang dipilih tanpa paksaan dan diimplementasikan sebagai kebaikan-kebaikan yang bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup.
7 Tipe Agama