Setelah banyak melihat berita di facebook dan melihat foto-foto bahwa anak-anak sekolah diberikan program Hypnosis, entah namanya untuk ‘menghadapi ujian’, untuk ‘memajukan dirinya’, untuk ‘lebih percaya diri’, ‘meningkatkan minat belajar’. Dan terlihat puluhan bahkan ratusan anak dalam kondisi relax tiduran kemudian sang penghipnotis memberikan sugesti-sugesti ke dalam pikiran mereka.
Sugesti yang diberikan memang merupakan sugesti positif berupa rajin belajar, senang dengan mata pelajaran, berbakti kepada orang tua, tenang dalam ujian, dll.
Namun akhirnya saya harus mengkritisi hal tersebut!
Sederhananya (bagi yang belum memahami) Hypnosis adalah sebuah kegiatan pemberian sugesti kepada orang lain agar yang diberi sugesti menuruti tentang sugesti yang diberikan oleh pemberi sugesti.
Bagi saya, pemberian sugesti, apapun caranya dan apapun bentuknya (walaupun itu sugesti positif) tetap merupakan sebuah memory implant, yaitu tertanamnya memory yang tidak disadari sendiri. Saya menggaris bawahi: tidak disadari sendiri, artinya adalah bahwa keputusan yang dilakukan telah diatur oleh pemberi sugesti, bukan diambil oleh dirinya dari system pencernaan kesan di dalam pikiran, sehingga ia kehilangan makna atau hikmah dari setiap peristiwa yang dimanipulasi tersebut.
Apakah Hypnosis tidak boleh dilakukan?
Oh! Sangat boleh dan tidak ada yang salah di dalam tindakan ini. Hanya waktunya yang tidak tepat dalam menerapkan ‘pemberian sugesti’ tersebut. Pelaku melakukan generalisasi bahwa semua anak patut diberikan tindakan hypnosis. Sekali lagi walaupun itu dengan dalih bahwa sugestinya adalah sugesti positif!
Hypnosis bagi saya adalah sebuah tools atau alat tak ubahnya seperti ‘First Aid Kit’, yaitu alat bantu dalam pertolongan pertama pada kecelakaan. Semacam UGD – Unit Gawat Darurat. Siapa yang perlu UGD? Dia yang sakit dan segera memerlukan petolongan. Artinya adalah, bila seseorang merasa bahwa ia ada masalah dengan pikirannya, entah itu trauma, ketakutan tak beralasan, hidup dalam masa lalu, dan ini sangat individual sekali, tidak bisa digeneralisasi. Untuk kasus kurang percaya diri dan kurang bisa konsentrasi tidak perlu tindakan ‘implant memory’, ia tidak perlu disugesti untuk menjadi percaya diri dan bisa konsentrasi. Diatas saya katakan bahwa ini sangat individual sekali, tidak perlu mengumpulkan semua anak-anak disebuah aula kemudian diberikan sugesti untuk hal tersebut.
Mengapa? Seseorang yang kurang percaya diri hanya perlu menyadari bahwa kelebihannya bisa ditonjolkan daripada kekurangannya (menyadari tidak sama dengan disugesti)
Note: Kesadaran tidak akan bisa lahir dari sugesti, Kesadaran hanya akan lahir dari pencernaan kesan dari setiap peristiwa yang dihadapi.
Saya berikan contoh: anak yang mau ujian, kemudian diberikan program hypnosis masal agar nilainya tinggi, supaya rajin belajar, tambah konsentrasi. Dari luar ini terlihat sangat baik sekali bukan? Siapa orang tua yang tidak mau anaknya lulus ujian dengan nilai tinggi? Namun pemberian sugesti tersebut tidak melahirkan sebuah kesadaran kehidupan dalam diri anak. Artinya, setiap manusia memerlukan pengambilan makna hidup. Dari makna hidup itulah ia akan bisa tumbuh menjadi bijaksana dan sadar akan tanggung jawab.
Edifikasi kepada para orang tua bahwa yang diperlukan bukanlah sebuah nilai dari pendidikan, tapi proses pendidikan itu sendiri, ini yang sangat diperlukan daripada pemberian Hypnosis kepada anak.
Bagi anak, ia memerlukan kesadaran dalam pengambilan makna peristiwa. Saat ujian akan tiba, ia harus sadar bahwa tanpa belajar ia tidak akan bisa mengikuti ujian dengan baik. Bagi yang tidak mau belajar, ia harus menerima peristiwa dan kenyataan ‘ujian jelek’ sehingga ia menerima sebuah pencerahan bahwa ia perlu belajar.
Bedanya adalah: bila seorang anak diberikan sugesti dari yang tidak mau belajar jadi mau belajar, maka kegiatan belajarnya bukan lahir dari kesadaran ‘bahwa bila tidak belajar akan mendapat nilai jelek’, namun hasil implant memory yang dimasukkan oleh orang lain. Si anak tidak akan mendapatkan makna hidup tentang sebab-akibat, yiatu akibat tidak belajar menyebabkan tidak dapat ikut ujian.
Lalu apa yang dilakukan bila menemukan anak yang tidak mau belajar, apakah bisa dilakukan proses hypnosis disana? Sangat bisa, namun sekali lagi ini individual karena setiap anak mempunyai kasus yang berbeda. Proses Hypnosis yang dilakukan bukanlah menjadikan ia rajin belajar, namun menemukan hambatan belajar. Anak secara individu diajak masuk ke dalam pikirannya sendiri dan melihat hambatan yang menyebabkan ia kurang suka belajar. Dengan itu akhirnya ia menyadari tentang hambatannya atau hal yang tidak disukainya sehingga menyebabkan ia tidak mau untuk belajar.
Bila penanaman sugesti bukan pada kasus ‘Gawat Darurat’, artinya seseorang tidak sedang sakit dan tidak memerlukan ‘pertolongan pertama’, maka itu sama saja akan menghasilkan zombie! Dengan sugesti positif ia terlihat bertindak positif, namun tanpa makna, tanpa kesadaran dirinya. Ia akan kehilangan pelajaran terbesar bagi hidupnya, yaitu makna hidup.
Yang bisa dilakukan pada ‘orang sehat’ adalah memberikan wawasan atau pilihan-pilihan sesuai pengalaman yang sudah pernah ada. Dengan wawasan dan pilihan-pilihan tersebut akan terpapar jelas hubungan dari sebab-akibat, sehingga masing-masing individu bertanggung jawab atas pilihannya akan sebab-akibat yang nantinya dapat diambil pelajaran atas sebuah makna kehidupan untuk menjadikan ia lebih bijaksana dan sadar.
Sekali lagi bahwa kesadaran dan kebijaksanaan tidak akan bisa lahir dari pemberian sugesti! Ia hanya akan lahir dari pengambilan makna peristiwa kehidupan yang menghampiri seseorang.
Gunakanlah Hypnosis pada tempatnya, pada saat seseorang memerlukan tindakan untuk mengatasi persoalan pikirannya. Namun jangan berhenti pada terapi tersebut. Anda sebagai praktisi harus melanjutkan proses untuk menemukan makna kehidupan dari persoalan yang dihadapi, karena hanya dengan itu seseorang akan menjadi manusia yang utuh dan bertanggung jawab atas hidupnya sendiri.
Selamat menerapkan Hypnosis dengan Bijak!
Agung Webe
Mind Recollectionist
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H