Mohon tunggu...
Agung Tuanany
Agung Tuanany Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

indonesia adalah gabus yang diatasnya mengambang kesejahteraan rezim hari ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Cuma Coup Bukan Revolusi

29 Juli 2013   20:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:52 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13751051941717922610

Ini cuma coup bukan revolusi. Pesan yang jelas di berikan oleh pengunjuk rasa. Juta-an pengunjuk rasa lagi-lagi memadati lapangan tahrir. "Ini adalah kudeta bukan Revolusi". penulis bukan lah pengagum untuk mursi dan partai-organisasi Ikhwanul Muslimin. Namun penulis melihat jutaan orang yang memadati lapangan tahrir kembali menegaskan bahwa ada yang bermasalah dengan Amerika dan Negara-negara yang mencoba menjual "demokrasi" berlabel barat. "Bahkan anggota Mesir yang berbasis di Washington dari "Tamarod" gerakan yang bangkit untuk menggulingkan Morsi memprotes cakupan CNN peristiwa di negara asalnya, mengatakan siaran jaringan kebohongan". "Kami ingin mengirim pesan kepada Amerika dan dunia bahwa rakyat Mesir adalah orang-orang yang digulingkan Morsi, bukan tentara, dan semua orang harus berhenti menggambarkan apa yang terjadi sebagai kudeta karena itu sebuah revolusi populer asli," Al Youm Al Sabei (The 7th Day) setiap hari dikutip pengunjuk rasa Tawfiq Daoud mengatakan." di kutip dari harian libanon : http://www.huffingtonpost.com/magda-abufadil/damned-media_b_3557865.html Pesan yang jelas. polemik yang menghantarkan kepada penderitaan dan darah yang mengalir dari moncong-moncong propaganda membuat negara Fir'aun tersebut menjadi negara yang babak-belur. Media yang tidak berimbang memang sudah jelas bermain secara global mengambil peran penting dalam peperangan yang ada di Mesir. seperti-nya sejarah kelam dari pendahulu-pendahulu Husni Mobarok membuat anak-anak Mubarok masih mkenginginkan untuk berkuasa. coba lihat betapa teguh nya militer dalam menjaga kedaulatan negara untuk mengendalikan tekanan-tekanan penguasa baik dari dalam negerinya maupun di luar negeri tidaklah membuahkan hasil yang jauh lebih baik untuk rakyat mesir. ini adalah pesan yang jelas dari mesir dari dunia untuk manusia-manusia di berbagai belahan dunia yang lain khususnya negara Indonesia. Apakah dalam menghadapi pemilihan calon presiden dan wakil presiden, Indonesia bisa keluar dari tekanan; ancaman; penindasan baik dari partai-partai pendukung liberal, maupun partai-partai yang menggadang nasionalisme semu. khususnya partai-partai yang menggambarkan Ka'bah; bintang; bulan dengan warna-warni yang condong kepada Islam. Militer Harus Memberikan Sikap. Islam tidak menekan penguasa Istana untuk menjalankan "Syariat Islam". karena, "hukum-hukum bersifat dinamis, sementara Syariat bersifat statis. Oleh sebab itu syariat tidak mungkin dijadikan hukum untuk semua zaman" Namun, syariat memberikan garis yang jelas, untuk mengatakan yang buruk (baca:bathil) adalah buruk, dan yang baik (baca: Haq) adalah baik. syariat bukan untuk tentara semata; syariat bukan untuk politikus semata; syariat bukan untuk ummat muslim semata; syariat bukan untuk non-muslim semata, namun syariat untuk kemaslahatan Ummat (baca: para penganut (pemeluk atau pengikut) suatu agama; penganut Nabi; Makhluk Manusia). Sejarah emas sebenarnya telah memberikan kesempatan baru buat dunia Islam. Berbagai studi peperangan dan perkembangan dunia dewasa ini menunjukkan kepada penulis, bahwa arus materialisme telah sampai pada titik klimaks nya (baca: titik nadir; titik jenuh). Ia ternyata tidak mampu menentramkan hati ummat manusia. dikalangan bangsa-bangsa dunia timbul krisis kepercayaan kepada diri sendiri bahkan kepada wakil-wakilnya yang di representatifkan di Dewan Perwakilan Rakyat (red. DPR) dan birokrasi Judikatif (Baca: Hukum). Keadaan ini sudah melanda seluruh dunia sejak 1 abad yang lalu. Ummat Islam di timur tengah sampai di belahan dunia manapun mulai bangkit kembali, setelah setengah abad tertekan. Gerakan-gerakan anarkis pemuda-pemuda, akibat tidak adanya ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan batin menjadi polemik yang terus-menerus memberikan perubahan kepada karakter dari negara-negara di dunia. Sampai kita (baca: pemabca dan penulis) pun melihat anarkisme melanda dan menjalar di mesir, libanon, Syiria, Tunisa dan hampir seluruh negara timur tengah kecuali negara-negara yang selalu di umpani oleh Liberalis negara bar-bar eropa dan benua amerika nun jauh disana. Situasi dunia sekarang ini memberikan peluang emas kepada para pengemban amanat agama Fitrah (agama Samawi), untuk segera mengisi kekosongan dan kehausan dunia akan kebenaran dan mewujudkan Agama Allah Swt. menjadi tata sistem dan peraturan hidup. Ini adalah kesempatan yang paling besar untuk menyiarkan Agama Allah Swt. secara luas. Propaganda Media. Di satu sisi kita beruntung dengan adanya berbagai alat dan media informasi, komunikasi perhubungan yang lebih hebat sekarang ini. Dari segi lain bahwa banyaknya manusia dewasa ini sedang mencari agama yang dapat menjawab tantangan yang ada dan dapat memenuhi kenutuhan-kebutuhannya, setelah tenggelam cukup lama dalam kemewahan-kemewahan hidup material (baca: benda; bahan; segala sesuatu yang tampak; sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dlarangkan, dsb). Propaganda media memang sangat jelas dengan sedemikian rupa, yaitu dengan perjuangan  untuk mencuci otak, bak deterjen yang selalu membutakan yang mana berita-berita Primer, yang mana berita-berita tresier. Sehingga mewujudkan masyarakat yang seperti binatang di abad media massa hari ini. Penutup. Apakah anda sebagai orang yang berakal dan lebih terpelajar dalam intelektual maupun emosional menginginkan kembali perjuangan untuk merdeka 100% di bumi Nusantara tanpa adanya tekanan-tekanan untuk mengembangkan potensi sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. karena perkataan dalam salah satu kitab yang penulis pelajari, bahwa Tuhan tidak merubah suatu kaum (yang buruk dan busuk) hingga suatu kaum (baca: bangsa) merubah dengan kemauan yang gigih untuk merdeka dari penindasan, untuk merdeka dari kungkungan, untuk merdeka dari tipu daya, untuk merdeka dari segala bentuk yang tidak membahagiakan hati kita dalam menjalani hidup yang singkat ini. kepada Militer yang menjaga teritorial pasir-pasir nusantara, penulis yang kerdil dan tidak mempunyai ilmu yang bergelar sederet ini. Penulis hanya menghimbau kepada Militer, yang mana militer sekarang adalah militer yang sudah belajar dan sudah lebih prima dari dan untuk tetap mempersatukan Nusantara dari gangguan musuh-musuhnya yang terus menekan negara ini baik dari sisi ekonomi, sisi politik, sisi persenjataan, yaitu dari musuh-musuh negara-negara maju yang ingin dan terus-menerus meraup bahkan menilep sumber-sumber daya dan tanah negeri ini. kalau pada akhir nya akan terjadi kudeta maupun revolusi, maka bapak-bapak jenderal harus melihat kembali, mau di taruh kemana jiwa korsa dalam melihat dampak perang antara saudara yang selalu didengungkan oleh medioker dan news Anchor yang selalu saja menyudutkan beberapa pihak dan menjadi propagandis untuk kepentingan sekelompok kecil manusia-manusia durja. Wasalam. Jakarta. Salemba Raya. Agung Tuanany

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun