Mohon tunggu...
Agung Bramanto
Agung Bramanto Mohon Tunggu... Penulis -

Kopi Tubruk dan Literatur

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal 3R Menciptakan Karakter Baru

26 Maret 2018   19:40 Diperbarui: 26 Maret 2018   21:25 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran tentang pedulinya lingkungan tidaklah mudah dimiliki oleh setiap manusia, tidak hanya kalangan orang tua yang harus memiliki perilaku mencintai lingkungan, anak-anak yang nantinya akan menjadi penentu bangsa juga harus mulai diberi pendidikan mengenai mencintai dan menjaga lingkungan sejak masih di bangku sekolah. Dengan diberikan pendidikan yang berkarakter sejak usia dini, akan membuat anak-anak tumbuh dengan rasa tanggung jawab kepeduliannya kepada lingkungan terkecil di rumah maupun di sekolah.

Bank sampah merupakan salah satu program pemerintah untuk pelestarian lingkungan serta pemanfaatan sampah menjadi barang-barang yang bernilai jual. Bank sampah yang ada di sekolah SMK Negeri 1 Tanah Grogot, asuhan Ibu Guru Ociey Yasika adalah salah satu contoh guru muda yang berdedikasi turut andil dalam perolehan piala Adiwiyata mandiri tingkat Nasional. Sejak mengenalkan istilah Bank Sampah bertema 3R (Reuse Reduce Recycle) di lingkungan sekolah tempat beliau bekerja.

Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan

Sampah memang kerap kali bagian yang tak lagi bermanfaat bagi manusia, namun hal ini bukanlah alasan untuk diabaikan. Kebersihan sekolah menyumbangkan nilai besar dalam berestetika dan beretika. Sekolah dengan bangunan yang megah sekalipun dan tertata ruang yang bagus tak lagi menarik ketika sampah tampak berserakan di mana-mana. Ada istilah, bagaimana bisa belajar dengan nyaman di sekolah, bila lingkungannya tidak bersih.

Di sisi lain, sampah yang tak terkelola dengan baik akan memperburuk sanitasi yang berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat lingkungan sekolah. Sampah yang berasal dari makhluk hidup (organik) sangat cepat mengalami pembusukan, selain menimbulkan aroma tak sedap dari sampah juga menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme yang merugikan bagi warga sekolah, dapat memicu munculnya penyakit dan menimbulkan masalah kesehatan.

Masalah klasik ini apabila dikelola dengan bijak tentu bisa ikut  serta dalam menjaga kelestarian dunia, dengan pemanfaatan kembali sampah yang dapat di daur ulang. Terkait pengelolaan sampah, Indonesia dapat belajar banyak dari negara-negara maju yang berhasil mengatasi masalah sampah, salah satunya adalah negara Jepang.

Pemilahan Sampah Berdasarkan Jenisnya

Banyaknya jumlah tempat sampah yang tersedia di tiap kelas tidak selalu berkorelasi positif dengan tingkat kebersihan suatu tempat. Artinya, walaupun ada banyak tempat sampah yang tersedia tidak selalu berarti tempat tersebut bisa disebut bersih. Ini merupakan salah satu upaya  untuk membentuk kebiasaan masyarakatnya tidak meninggalkan sampah di sembarang tempat. Biasanya para siswanya menyimpan sampah dalam tas masing-masing dan membuang sampahnya ketika menemukan tempat sampah atau membawanya pulang.

Penerapan pemilahan sampah ini juga dilakukan dari tiap kelas. Pemilahan ini dipisahkan berdasarkan sampah non degradable (tidak dapat diuraikan) dan jenis sampah yang degradable (dapat diuraikan). Sampah-sampah ini kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan bank sampah pada hari jumat bersih yang sudah ditetapkan waktu pembuangannya.

Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan

Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan, Tradisi mengolah sampah dengan memilah berdasarkan jenisnya mulai diperkenalkan di sekolah menjadi cara berbudaya, karena kesadaran masyarakat lingkungan sekolah untuk menerapkan prinsip Reduce, Reuse dan Recycle (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang). Prinsip ini mendasari cara membuang sampah dengan memilah-milah berdasarkan jenisnya sehingga proses pengolahan akan lebih mudah. Budaya ini sebagai media pembelajaran siswa untuk mampu berkarakter, beretika dan mengenalkan berestetika demi menjaga lingkungan sekolah, harapannya diakhir setelah lulus sekolah, siswanya mampu mendisiplinkan diri pada lingkungan terkecilnya, ujar  bu "Ociey".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun