Mohon tunggu...
Agung Sugiarto
Agung Sugiarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Manusia yang ingin terus belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Awas! Ban Dalam Abal-Abal… (Kenali dan Hindari)

21 Januari 2012   16:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:36 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1327167271361858935

[caption id="attachment_165305" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Pernahkah Anda mengganti ban dalam motor di tukang tambal ban, lalu baru dipakai sebulan dua bulan Anda harus kembali menggantinya karena ban dalam tersebut bolak-balik bocor, sobek, atau terkoyak besar di dekat pentilnya sehingga tak bisa ditambal? Kalau jawabannya ya, berarti Anda telah tertipu oleh si penambal ban itu. Dapat dipastikan Anda telah membeli ban dalam abal-abal, ban dalam dengan kualitas buruk. Informasi itu saya dapat justru ketika menambal ban depan motor saya yang bocor di sebuah bengkel kecil di dekat Pasar Palmeriam, Jakarta Timur, Jum’at sore (20/1/12). Pemilik bengkel yang juga penambal ban ini, sebut saja namanya AA (bahasa Sunda: artinya mas, abang), menyatakan biasanya yang menjual ban abal-abal itu adalah oknum tukang tambal ban yang ingin mendapatkan keuntungan lebih. Pasalnya, harga dasar pembelian ban dalam abal-abal tersebut jauh lebih murah dari harga ban dalam bermerek yang kualitasnya lebih baik, sedangkan harga jualnya tak jauh atau bahkan sama dengan harga ban bermerek. Dengan begitu, tentu saja keuntungan yang oknum tersebut dapatkan menjadi lebih besar dari dibandingkan dengan mereka menjual ban dalam bermerek. Terkadang, untuk berhasil menjual ban abal-abalnya, oknum penambal ban tersebut juga berbuat curang dengan memperlebar besar lubang bocor atau sengaja membuat pentil copot, sehingga ban tidak bisa ditambal. Terpaksa, mau tak mau, pengendara harus mengganti ban dalamnya. Nah, disinilah oknum penambal ban tersebut memberikan ban dalam abal-abal tersebut. Menurut AA, ciri-ciri utama ban dalam abal-abal tersebut adalah hanya dibungkus plastik atau dikemas dalam dus kecil putih polos tak bermerek. Namun hati-hati juga, terkadang ada oknum penambal ban yang menggunakan dus kemasan asli/ada mereknya, tetapi isinya tetap ban abal-abal. Untuk ban yang seperti ini, AA menyebutnya ban aspal (asli tapi palsu). Ciri lainnya, ban terlihat sangat kaku (penyebab mudah bocor dan sobek besar di dekat pentil), beda sekali dengan ban dalam bermerek yang lebih lentur. Umumnya juga, oknum penambal ban seperti itu buka di jalan yang sepi atau buka pada malam hari (menurut AA, ada kemungkinan juga mereka berkomplot atau termasuk dari oknum penebar paku). Dengan begitu, jika pun ada pelanggan yang tahu bahwa ban yang diberikan adalah ban abal-abal dan meminta ban yang bermerek, si oknum akan beralasan tidak ada stok ban dalam lain. Pengendara pun pasrah bannya diganti dengan ban abal-abal. Pasrah karena sudah lelah berjalan jauh menuntun motor yang kempes. Pasrah karena takut jika memaksa mencari penambal ban lain tidak menemukannya lagi karena sepinya jalan atau hari yang sudah sangat larut. Akhirnya, terpasanglah ban abal-abal tersebut. Karena itu, agar terhindar dari oknum penambal ban yang menjual ban dalam abal-abal, AA memberi tips sederhana. Pertama, jika ban sudah terasa tak stabil karena kurang angin, segeralah tambah anginnya. Ban yang kurang angin rentan bocor akibat gesekan dengan permukaan dalam ban luar. Ini mencegah peluang kita “mampir” ke tukang tambal ban, lebih-lebih yang oknum penjual ban dalam abal-abal. Kedua, selalu sediakan ban dalam cadangan di bawah jok motor. Terlebih bagi pemotor yang sering berkendara jauh dan melewati daerah-daerah baru yang belum dikenal. Jadi, seandainya mengalami masalah dengan ban dalam motor, persiapannya sudah ada. Ban dalam cadangan sudah tersedia. Cara ini merupakan yang terbaik menutup peluang oknum penambal ban memaksa kita membeli ban dalam abal-abal darinya. Kita cukup menyodorkan ban dalam yang kita punya, lalu membayar jasa pasangnya saja. Semoga bermanfaat…! # Oknum ada di mana-mana, termasuk oknum penambal ban penjual ban abal-abal. Namun, masih teramat banyak penambal ban yang baik, contohnya si AA ini. Tidak hanya memberi saya informasi dan tips seperti tulisan di atas, AA juga begitu detil mengerjakan penambalan. Setelah selesai menambal, sebelum memasang kembali ban dalam, AA memeriksa kembali permukaan dalam ban luar motor saya menggunakan bedak. Alasannya, bedak tersebut membuat permukaan tangannya lebih sensitif saat memeriksa adanya paku atau benda-benda tajam lain yang mungkin masih menancap. Saat dirasa ban luar sudah bersih dan aman dari benda penyebab kebocoran ban dalam saya, AA juga memberi tambahan ban dalam di sekitar pentil ban dalam saya. Agar tak mudah bocor atau putus pentil katanya. Setelah itu barulah dipasang ban dalam tersebut. Telaten sekali.... Salam….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun