Saat hujan pagi...
Merenggut mata pencahrianmu kau tetap tabah..
Mencoba menyibak hujan yang tak henti pagi ini..
Menunggu pelanggan datang di dalam bedakmu..
2x3 kau tempati.. Penuh dagangan mu..
Warisan turun temurun dari kakekmu..
Tangismu bersama hujan..
Sekarang bukan air dan keringat lagi..
Mengkristal sesuai tempaan tahun yang berlalu..
Tantangan selalu membakar tubuhmu..
Doa dan Karya kau dayng di pulau impianmu..
Tujuan di alam baka nanti..
Tuk muliakanNya
Dingin tak kau rasakan..
Semangat tuk arungi pagi..
Penyejuk bagi jiwa yang merindukan..
KasihMu..
Di bedak 2x3 ini..
Kau pegang masa depan anak dan kelurgamu..
Kau angkat martabat keluargamu..
Pemegang tongkat estafet kiosmu..
Sumber peraup nasi yang utama..
Ingin ku rengguh baramu agar ku miliki tp tak bisa
Sekokoh dirimu sahabat..
Doa ku panjatkan agar hujan pagi ini
Reda..
Bersama ayunan sepeda yang ku kayuh..
Menembus hujan.. Ini.. Saat ayam pagi masih tertidur kedinginan berkat hujan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H