Gemuruh angin memenuhi bumi
Gumpalan-gumpalan awan gelap..
Berat memeras ribuan hujan jatuh ke bumi
Tiba-tiba menghujam bersama gemuruh angin..
Mengakhiri terbenamnya mentari yang belum tuntas... Langkahnya menuju senja..
Akhir dari senja.. Yang dipaksa untuk tenggelam bersama hujan bertubi-tubi.. Memenuhi ruang-ruang hatimu yang dingin..
Tatkala langkah hanya sebatas gemuruh angin yang tergopoh-gopoh,
tak rela menghempas lena
yang tersibak, hanya pijak dengan lambaian.
;hanya tersenyum kemudian berlalu pergi
Tangis cinta menikam
Bersandar pada kelam
Berteman dengan sepi
Dihujani oleh puisi tangisan di akhir sebuah senja..
Di tengah persimpangan
Dikelilingi oleh linangan hujan air mata harumnya sampai ke uluhatiku.. Wanginya menyengat saat ku coba kembali ku pegang bayangmu senja.. Yang tertutup kabut badai hujan yang dingin..
Hanya teriakanku, ingin kulari ke pantai yang luas di dasar hatimu
Dengan Hangat jingga dipandang dalam impian..
Dingin dirimu dikenang seperti badai dan hujan menyelimuti dan melidungi dirimu di kepung kabut penyesalan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H