Bapa syukur ku terucap pagi ini
Ku sangat kecil di hadapanu
Besar kasihmu sungguh terpancar dari balik awan..
Seperti sinar Mentari pagi..
Yang mengusir dinginnya.. Kabut bercampur embun..
Yang mengubah dingin embun pagi ini yang terterpa angin sepoi kesejukan..
Hadirmu memantapkan setiap langkah kehidupanku yang tak tentu arah..
Mengarahkanku agar sesuai apa yang Kau Kehendaki..
Bukan yang Ku kehendaki.. Dalam kesesatanku..
Kau mengangapku anakmu yang terjerat dalam lingkaran dunia..
Jauh dari pasangan...rejeki yang tak menentu..
Yang yakin besar kuasamu yang menyelamatku...
Miskin harta yang membelit kehidupanku...
Asing dihadapan orang lain..
Kau mengangkatku kembali dengan besar kuasamu
Membuatku bertekuk lutut di hadapanmu..
Yang terbelit kebodohan fisik.. Dan pikiran..
Ku tak mampu membalas belas kasihmu..
Saat gunungan dosa... melumuri tubuhku..
Hanya kerendahan hatimu lah yang menyegarkanku..
Bapa terimalah segala segala persembahanku..
Hanya ini yang bisa yang kupersembahkan..
Dalam sujud persembahanku..
Hanya perbuatan baikku yang bisa membalasnya
Hanya segala tindakan baikkulah yang bisa.. Mengurangi dosaku
Hanya perkataankulah yang menjadi alat untuk mewartakan dan bersaksi untuk meneladanimu... dan membagikan kebaikan itu ke sesamaku
Trimalah Bapa persembahan hatiku yang penuh dengan luka-luka dosa ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H