Mohon tunggu...
Rusma Dipraja
Rusma Dipraja Mohon Tunggu... lainnya -

alhamdulillah sudah lulus, sekarang mencari peluang penghasilan.\r\nLebih sering nangkring di http://agungsmail.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Puasa Karbon Di Bulan Romadon

28 Agustus 2010   06:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
reduce-carbon-footprint

Entah apa yang pertama kali terlintas di kepala saat mendengar atau membaca judul saya saat ini. Ya, puasa karbon, Saya menemukan dan membaca frase ini pada salah status twitter yang saya ikuti. Jika pengertian puasa pada umumnya adalah menahan hawa nafsu duniawi, maka puasa karbon mungkin artinya tak lebih dari menahan diri untuk tidak menghasilkan karbon secara berlebihan. Karbon yang dimaksud di sini adalah karbon senyawa kimia yang merupakan salah satu unsur penyusun bahan organik. Karbon yang setiap harinya selalu kita hasilkan dari proses respirasi. Karbon yang setiap harinya berasal dari proses pembakaran. Ya betul karbon yang itu, yang saat ini menjadi pemicu utama efek rumah kaca dan penyebab momok seluruh umat manusia yang semakin terkenal dengan istilah Global Warming. Secara wajarnya, karbon memang selalu ada di sekeliling kita. Namun dalam perkembangannya jumlah karbon yang bertebaran di muka bumi ini semakin banyak karena disebabkan oleh aktivitas manusia yang semakin kompleks. Jumlah penduduk dunia yang semakin bertambah hingga 5 milyar, kendaraan yang semakin padat merayap, pabrik-pabrik yang semakin mengepul, gaya hidup yang semakin boros, sumber daya alam yang semakin habis hanyalah salah satu cerita yang ditenggarai sebagai penyebab bertambahnya jumlah karbon di muka bumi. Sedangkan penyeimbang alaminya yang tak lain dan tak bukan adalah pohon, dimana pada proses respirasi siang hari menggunakan Karbon (CO2) sebagai bahan utamanya untuk menghasilkan Oksigen, justru semakin berkurang jumlahnya akibat aktivitas manusia yang semakin kompleks tadi. Hingga saat ini mungkin belum pernah ada berita yang mengabarkan tentang kematian yang diakibatkan kehabisan oksigen, bukan karena dicekik atau tabung udara habis stok, melainkan karena karbon yang dihirup kebanyakan sehingga mengakibatkan mati lemas. Lalu apa hubungannya dengan puasa karbon? Karena kebetulan saja sedang bulan puasa kenapa juga kita tidak melakukan hal yang sama untuk bumi ini. Caranya bisa macam-macam, semisal menggunakan angkutan publik yang tersedia (saya tidak menyarankan untuk bersepeda, tapi jika dalam jarak dekat kenapa tidak), menebeng, efisiensi energi rumah tangga, kurangi produksi sampah, banyak beribadah (ngabuburit di masjid daripada di Mall, hehehe) atau memperpanjang usia barang yang kita miliki dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk mengurangi karbon. Salah satu kebiasaan yang acap kali tak bisa kita lewatkan saat menjelang lebaran adalah, baju baru. Baju baru juga karbon loh, karena pada proses pembuatan baju tersebut ada karbon yang dihasilkan. Jadi, jika memang kita masih memiliki pakaian yang layak pakai, kenapa tidak untuk menggunakannya selama mungkin. Toh hati bersih tidak dilihat dari pakaiannya. Puasa Ramadhan mengejar pahala, puasa karbon mengejar bumi yang lebih baik. amin. Selamat berpuasa bagi teman-teman yang menjalankannya. Semoga di bulan suci dan penuh berkah ini, puasa dapat mempertebal rasa iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tulisan ini saya posting ulang dari tulisan yang ada di blog saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun