"Kultur Jaringan Sengon untuk Teknologi Masa Depan Hutan Industri Berkelanjutan"
Kultur jaringan merupakan salah satu metode bioteknologi yang dapat digunakan untuk mendukung pertanian berkelanjutan, terutama di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Harapan dari kultur jaringan adalah menghasilkan kloning tanaman yang memiliki kesamaan hingga 98% dengan induknya. Proses ini dilakukan di lingkungan aseptik melalui pengisolasian, pengembangan, dan penggandaan sel atau jaringan tanaman tertentu. Beberapa daerah telah mulai menerapkan kultur jaringan untuk budidaya tanaman industri, seperti sengon.
Inovasi dalam bioteknologi kultur jaringan meliputi beberapa tahapan, antara lain:
Pemilihan Pohon Induk: Tahap ini bertujuan untuk memilih pohon induk berkualitas baik sebagai sumber kultur jaringan.
Inisiasi: Proses pengambilan eksplan tanaman, yang pada umumnya untuk tanaman sengon menggunakan ketiak tunas dan tunas.
Media Tanam: Media yang digunakan biasanya adalah MS (Murashige & Skoog), yang mengandung perangsang tumbuh dan nutrisi seperti NPK, serta ditambahkan agar-agar untuk membuatnya padat.
Sterilisasi: Proses ini dilakukan di lingkungan steril, seperti laboratorium, dengan memastikan bahwa teknisi juga steril untuk meminimalisir kontaminasi.
Multiplikasi: Tahap ini melibatkan penanaman eksplan ke dalam media.
Pengakaran: Memantau pertumbuhan akar, yang biasanya mulai terlihat pada usia 2-3 bulan.
Aklimatisasi: Pemindahan tanaman ke media tanah, di mana tanaman harus diadaptasi terlebih dahulu sebelum terkena sinar matahari langsung.
Metode kultur jaringan mampu menghasilkan banyak bibit dalam waktu yang relatif singkat, tanpa memerlukan banyak indukan, dan kultur jaringan mampu menghasilkan tanaman yang bebas patogen. kultur jaringan juga mampu memperanyak tanaman dalam jumlah besar, meskipun tanaman itu susah berkembang biak secacara alami.