Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan Humaniora

Kepala Sekolah SD Negeri 010 Sedanau Kab. Natuna Prov. Kepulauan Riau FKIP PBSI UMPRI 2010 FKIP Profesi Guru Universitas Swadaya Gunung Djati 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Indonesia, Pahlawan Tanpa Mahkota yang Terlilit Utang

3 November 2024   09:24 Diperbarui: 3 November 2024   09:39 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena guru terjerat pinjaman online (pinjol) telah menjadi perhatian serius di masyarakat. Bahkan data terbaru dai OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyatakan bahwa 42 persen masyarakat yang terjerat pinjol adalah guru. Pinjol atau pinjaman online adalah sebuah platform yang menawarkan kemudahan akses dana, tetapi juga berpotensi menjerat penggunanya dalam utang yang sulit dilunasi. Ketika guru, yang seharusnya menjadi teladan dan pendidik, dan akhirnya malah terjebak dalam masalah keuangan ini, dampaknya bisa meluas ke lingkungan kelas dan proses pembelajaran.

Banyak guru, terutama yang mengajar di sekolah negeri, menghadapi tantangan ekonomi yang berat. Gaji yang tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari sering kali memaksa mereka mencari sumber tambahan. Pinjol menjadi pilihan karena proses pengajuannya yang cepat dan mudah. Sayangnya, ketidakpahaman tentang risiko dan bunga yang tinggi sering membuat mereka terjebak dalam siklus utang yang sulit diatasi.

Adapun dampak pinjol ini diantaranya:

  1. Stres dan Kecemasan: Guru yang terjerat utang pinjol sering kali mengalami stres yang tinggi. Kecemasan tentang kewajiban keuangan dapat mengalihkan perhatian mereka dari tugas utama sebagai pendidik, yang berdampak pada kualitas pengajaran.

  2. Kurangnya Fokus: Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi akibat masalah keuangan bisa membuat guru kehilangan fokus saat mengajar. Hal ini dapat mengurangi efektivitas mereka dalam menyampaikan materi dan berinteraksi dengan siswa.

  3. Perubahan Perilaku: Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi perilaku guru di kelas. Mereka mungkin menjadi lebih mudah marah, kurang sabar, atau kurang empati terhadap siswa, yang dapat menciptakan suasana belajar yang negatif.

  4. Penurunan Motivasi: Jika guru merasa terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan, motivasi mereka untuk mengajar dan berinovasi dalam metode pembelajaran bisa menurun. Hal ini berdampak pada pengalaman belajar siswa yang menjadi kurang inspiratif.

  5. Dampak Psikologis: Ketidakstabilan emosional akibat masalah keuangan juga dapat mempengaruhi hubungan guru dengan siswa. Siswa mungkin merasakan perubahan dalam dinamika kelas, yang dapat mengurangi rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk belajar.

Solusi dan Upaya Mitigasi

Untuk mengatasi fenomena ini, diperlukan perhatian dan upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan:

  • Pendidikan Keuangan: Mengedukasi guru tentang manajemen keuangan yang baik dan risiko pinjaman online dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun