Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idul Adha dan Soal Membunuh Ego

1 Juli 2023   20:17 Diperbarui: 1 Juli 2023   20:27 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idul Adha adalah salah satu hari besar yang diperingati oleh seluruh orang di dunia. Idul Adha yang juga disebut hari raya kurban dan juga hari raya haji.

Idul Adha memang punya makna dalam, yaitu saat  Nabi Ibrahim AS dan sang Putra Ismail AS yang rela dan tunduk kepada semua Sang Pencipta, seberat apapun perintah itu. Tidak mudah bagi sebagai seorang manusia meski dia seorang nabi sekalipun. Apalagi Nabi Ibahim mendapatkan Ismail dengan proses yang sama sekali tidak mudah karena hasil penantian yang lama.

Akhirnya kerelaan dan ketundukan Nabi Ibrahim diganjar dengan baik oleh pencipta yaitu Ismail diganti dengan hewan. Pada tahun ini Idul Adha yang jatuh pada tanggal 29 Juni 2023 merupakan napak tilas dari peristiwa istimewa antara.

Makna terdalam dari Idul Kurban adalah ujian kesetiaan, ketundukan dan kerelaan diri manusia untuk menyembelih kepentingan diri, ego dan sifat kebinatangan manusia yang cenderung berbuat brutal dan ekstrem. Idul Adha sejatinya adalah cerminan dai kepribadian seorang muslim yaitu penuh dengan damai, mampu menundukkan ego danlain sebagainya.  

Kurban selanjutnya menjadi ritual dalam Islam yang diperingati dalam momen Idul Adha. Kurban dari kepasrahan total menumbuhkan pribadi yang memiliki kepekaan dan kepedulian untuk berbagi kasih.  

Kurban dari kesalehan individual-spiritual membangkitkan energi kesalehan sosial dan empati kolektivitas. Kurban dalam perspektif kebangsaan hari ini memiliki makna penting untuk menyembelih egoisme diri dan kelompok untuk mengembangkan sikap saling peduli dan berbagi kasih.

Inilah yang seharusnya dilakukan umat muslim, orang perorang. Bahwa kerelaan dan ketundukan yang dilakukan dengan ikhlas akan membuahkan sesuatu yang sangat surprise dari yang Pencipta.

Jadi tidak seharusnya kita saling menebar kebencian, pemusuhan bahkan melakukan tindakan radikal. Islam yang diciptakan oleh sang Maha Esa adalah Islam damai, saling menyayangi dan mampu membunuh ego kita sendiri.

Mari kita imani apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan melaksanakan dalam kehidupan sehai-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun