Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ulama Bermedia Sosial untuk Akhlak Baik

28 November 2020   10:58 Diperbarui: 28 November 2020   10:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam sepuluh tahun ini banyak hal yang berubah dalam kehidupan. Banyak hal yang tidak mungkin terjadi, dalam sepuluh tahun ini kondisi itu berubah menjadi mungkin. Jika dulu sebuah reaksi harus ditunggu dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu, kini reaksi segera bisa diketahui dalam hitungan menit bahkan detik.

Ya, teknologi memungkinkan itu semua terjadi dan berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia. Lalu, bagaimana keterkaitannya dengan kebangsaan kita termasuk soal agama.

Bidang agama sangat terbantu dengan adanya teknologi. Kini tidak harus datang ke sebuh tempat untuk mendengar ceramah-ceramah dai kondang, namun cukup melihat siaran langsung atau melihat saluran tertentu di media sosial, maka  dengan mudah kita bisa melihat mereka dan mendangarkan mereka berceramah.

Ya dengan internet melalui media sosialnya banyak orang dan bidang terbantu. Pengaruhnya melebihi televisi.  Beberapa media menyebut media  sosial sebagai pasar malam yang dikunjungi oleh banyak kalangan dan 'lapaknya' diisi oleh banyak kalangan juga. Diantara para pelapak ini, juga termasuk ulama dan dai. Memang tidak semua ulama menggunakan media sosial tetapi ulama kondang seperti Abdul Somad, Khalid Basalamah hingga Gus Mus menggunakan media sosial untuk berdakwah.

Channel youtube bernama Media Alquran Sunnah merupakan kanal yang sering menggunggah cermah-ceramah Abdul Somad. Kanal ini rerata ditonton oleh 35-38 juta kali. Sementara kanal Kalid Basalamah telah ditonton lebih dari 40 juta kali. Begitu juga untuk laman Facebook mereka. Begitu juga Gus Mus. Kyai moderat ini punya sekitar 1,56 juta follower (engikut) pada akun twitternya.

Hal itu tidak melanggar aturan apapun dalam agama (agama apapun). Teknologi adalah produk ilmu pengetahuan yang bersifat membantu manusia untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Inilah yang harus tetap kita ingat agar tujuan itu tidak melenceng ke arah yang buruk.

Kenyataan ini selasa dengan watak agama Islam adalah bersyiar ; berdakwah. Seorang ulama, dai atau pendakwah akan menggunakan sarana apapun sebagai media dakwah. Media sosial sarana lanjutan dalam berdakwah. Saya piker tidak hanya Islam yang menggunakanya tetapi juga agama lain ; Kristen , Katolik, Budha, Hindu dan sebagainya. Apalagi saat pandemic seperti sekarang ini, yang selama hampir setengah tahun orang berbakti dan melakukan salat Jumat dari rumah dengan sarana internet

Beberapa ulama selain yang disebutkan di atas menjadi sangat terkenal karena teknologi ini, karena demam internet juga menjangkiti kelas menengah muslim di Indonesia yang merupakan ceruk massa yang cukup besar. 

Karena itu penting bagi para ulama untuk selalu mengajarkan hal-hal selaras dengan ajaran dan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Berakhlak baik, berlaku baik, berkata baik dan santun adalah hal-hal dasar yang seharusnya disebarkan oleh ulama melalui media sosial ini.

Jangan sampai ujaran kebencian dan provokasi yang disebar melalui internet setiap harinya. Menwujudkan masyakat dan bangsa berakhlak baik dan sejahtera adalah cita-cita kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun