Seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia juga tak lepas dari berbagai gejolak. Gejolak itu kadang mengancam kesatuan Negara Republik Indonesia. Kita bisa membaca sejarah bahwa kita pernah terancam faham komunis. Saat itu komunis berada di banyak segi kehidupan masyarakat, mulai dari politik, hukum sampai budaya, yaitu lekra.
Terlepas dari apapun, faham komunis sama sekali tidak bisa diterima dalam lingkup negara kesatuan Indonesia karena kita diikat oleh ladasan negara yaitu Pancasila. Pancasila punya dasar kuat untuk menolak komunisme. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga kepercayaan dengan berbagai caranya adalah mutlak di negara kita.
Kini Indonesia mengakui enam agama yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu serta beberapa kepercayaan lokal yang ada di bumi Indonesia, seperti Sunda wiwitan, Kejawen, beberapa kepercayaan di Sumatera dan Sulawesi dll. Kong Hu Chu diakui pada zaman pemerintahan Presiden Gus Dur. Sedangkan beberapa aliran kepercayaan diakui secara resmi oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo .
Hanya saja pengaruh komunisme tidak sampai berkepanjangan karena ada kejadian yang menunjukkan bahwa Pancasila adalah pondasi yang tepat bagi bangsa Indonesia. Pancasila menunjukkan kesaktiannya setelah peristiwa 30 September 1965. Dimana sejumlah jenderal dibunuh oleh sekelompok orang yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tak lama setelah itu para pelaku ditangkap dan PKI berhasil dibasmi oleh pemerintah.
Puluhan tahun berlalu, dan Indonesia kini terancam oleh satu faham ultra kanan yang menghendaki khilafah sebagai model kepemimpinan dalam Islam diterapkan di Indonesia. Faham yang menerapkan Syariah ini direduksi sebagai ideology kekuasaan yang tak ingin ada perbedaan dan keberagaman di Indonesia. Padahal kita tahu, Indonesia berdiri dengan keberagaman sebagai factor penting. Bagaimana dulu Soekarno dan Bung Hatta menyatukan 17 lebih ribu pulau, punya lebih dari 700 bahasa daerah dan lebih dari 300 etnis dan enam agama serta beberapa aliran kepercayaan dalam satu negara Kesatuan Republik Indonesia ?
Sehingga bisa diikatakan bahwa keberagaman itu satu keniscayaan bagi Indonesia. Lalu bagaimana faham ultra kanan itu memaksa enam agama dan beberapa aliran menjadi satu aliran? Lalu 300 etnis menjadi atau 300 etnis harus mirip satu etnis dominan? Hal itu tentu tidak bisa terjadi dalam negara sekaya Indonesia
Karena itu, mau tak mau kita harus mengakui bahwa Pancasila adalah hal terbaik yang pernah dimiliki oleh Indoensia. Landasan yang bisa menyatukan aneka perbedaan tanpa kehilangan keragaman itu sendiri. Pancasila tidak memaksa banyak warna menjadi satu warna Tapi Pancasila menjadi pelindung bagi keragaman untuk menuju satu cita-cita Indoensia yaitu Indonesia sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H