Mohon tunggu...
Agung R. Selang
Agung R. Selang Mohon Tunggu... Buruh - Sarjana Informatika

Saya adalah seseorang yang bersemangat untuk terus belajar dan berkembang, terutama dalam dunia teknologi dan data. Dengan latar belakang pendidikan di bidang Informatika, saya memiliki keahlian dalam analisis data, pemrograman, dan pengelolaan informasi. Saya dikenal sebagai pribadi yang teliti, bertanggung jawab, dan mudah beradaptasi dalam tim maupun secara individu. Hobi saya membaca, menulis dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sampah di Kampung Makassar Timur: Jeritan Alam yang butuh perhatian

7 Desember 2024   18:56 Diperbarui: 7 Desember 2024   19:23 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan adalah anugerah bagi kehidupan, namun bagi warga Kampung Makassar, hujan sering membawa "oleh-oleh" yang tidak diinginkan tumpukan sampah yang mengalir dari got hingga ke laut. Pemandangan ini bukanlah hal baru, tetapi setiap kali terjadi, ia tetap menjadi sebuah ironi yang menyayat hati.

Anak-anak Kampung Makassar, seperti pada gambar, dengan penuh kesadaran turun ke pinggir got dan pantai kecil untuk mengumpulkan sampah-sampah yang terjebak di sana. Botol plastik, styrofoam, dan berbagai jenis sampah lainnya menjadi "harta karun" yang harus mereka angkut. Bukan karena mereka ingin, tetapi karena rasa cinta mereka terhadap lingkungan tempat tinggal mereka.

Namun, pertanyaannya adalah: sampai kapan anak-anak ini harus memikul tanggung jawab yang bukan sepenuhnya milik mereka? Sampah yang datang itu bukan hanya milik warga sekitar, melainkan hasil dari perjalanan panjang limbah yang diabaikan oleh masyarakat di tempat lain. Sebuah siklus yang tidak akan berhenti jika tidak ada kesadaran kolektif.

Masalah sampah di Kampung Makassar adalah cerminan dari persoalan yang lebih besar: kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Minimnya pengelolaan sampah menjadi faktor utama yang menyebabkan bencana kecil ini terus berulang.

Tindakan yang dilakukan anak-anak Kampung Makassar patut diapresiasi. Mereka menunjukkan bahwa aksi nyata, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar. Tetapi aksi mereka harus menjadi pemicu bagi kita semua baik pemerintah, masyarakat, hingga para penggiat lingkungan untuk bersama-sama mencari solusi jangka panjang.

Kampung Makassar mungkin hanyalah satu titik kecil di peta, tetapi perjuangan mereka adalah suara bagi seluruh wilayah yang menghadapi masalah serupa. Mari jadikan ini momentum untuk tidak lagi menutup mata terhadap isu sampah. Karena pada akhirnya, alam akan selalu mengembalikan apa yang kita berikan padanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun