Gen Z). menurut data BPS tahun 2021-2022 ada sekitar 9,9 juta gen Z yang saat ini mengaggur atau tidak sedang melakukan studi.Â
Menyongsong Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi kita dihadapkan banyaknya angka pengangguran khususnya di kalangan generasi muda (Jika kita cermati kelompok kerja dari generasi ini sebenarnya memiliki banyak potensi dan modal besar untuk bisa survive di dunia kerja sekarang. Melalui artikel ini kita akan mencoba mencermati tantangan dan peluang yang dimiliki oleh Gen Z menghadapi era Ekonomi Gig dan Society 5.0 dan bagaimana sekolah bisa mengambil peran untuk mempersiapkan mereka menghadapi landscape dunia kerja saat ini.
Economy Gig Peluang dan Tantangan
Ekonomi Gig (Gig Economy) adalah pasar tenaga kerja yang didominasi oleh pekerjaan jangka pendek, kontrak, dan freelance dibandingkan dengan posisi tetap penuh waktu. Dalam ekonomi Gig, pekerja, sering disebut pekerja gig, mendapatkan penghasilan dari menyediakan pekerjaan, layanan, atau barang sesuai permintaan.Â
Ekonomi Gig menghadirkan beberapa peluang menguntungkan bagi Gen Z dan Millenial. Manfaat ini berasal dari sifat unik Ekonomi Gig dan keselarasannya dengan preferensi dan kemampuan generasi muda. Ekonomi gig menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel, memungkinkan kaum muda untuk memiliki kontrol yang lebih besar atas jadwal dan keseimbangan kehidupan kerja mereka.Â
Ekonomi gig menyediakan platform bagi kaum muda untuk memanfaatkan keterampilan dan keahlian mereka secara efektif . Kaum muda dapat menggunakan platform digital untuk mempromosikan diri mereka, menjangkau klien potensial, dan menampilkan kompetensi mereka dengan mudah. Saluran komunikasi langsung ini memungkinkan pekerja muda untuk memasarkan kemampuan mereka secara efisien dan mengamankan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
Ketergantungan pada teknologi dalam Ekonomi Gig memunculkan tantangan terkait literasi digital dan akses teknologi. Generasi Z dan Milenial sering disebut-sebut sebagai "digital native", namun tidak semua kaum muda memiliki tingkat kemahiran teknologi yang sama. Kesenjangan dalam akses ke teknologi dan keterampilan digital dapat menghalangi beberapa orang untuk berpartisipasi secara efektif dalam Ekonomi Gig.Â
Sifat kompetitif platform gig dapat menciptakan penghalang untuk masuk, terutama bagi mereka yang tidak memiliki kehadiran online yang kuat atau jaringan yang mapan. Kesejahteraan psikologis dan keseimbangan kehidupan kerja menjadi tantangan kritis bagi pekerja muda.Â
Fleksibilitas ekonomi gig dapat mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, yang menyebabkan kelelahan atau isolasi. Ketidakpastian mengenai keamanan kerja dan stabilitas pendapatan juga dapat berkontribusi pada stres dan kecemasan di antara kaum muda yang terlibat dalam pekerjaan informal ini.Â
Mengatasi tantangan kesehatan mental ini sangat penting untuk memastikan partisipasi berkelanjutan kaum muda dalam Ekonomi Gig sambil menjaga kesejahteraan dan produktivitas mereka secara keseluruhan.
Society 5.0 Peluang dan Tantangan