Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Calon Ibu Hamil Harus Mewaspadai Diabetes

21 Maret 2011   17:34 Diperbarui: 27 Juli 2018   00:58 2834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi ibu hamil (Getty Images/ time.com).

Mengidap penyakit berbahaya seperti diabetes tentu menjadi kabar buruk bagi setiap orang. Walaupun demikian, tidak banyak orang yang tahu bahwa penyakit mahal ini bisa dihindari dengan sedikit perubahan pada gaya hidup dan pola makan yang murah ongkosnya. Bagi ibu hamil dan calon ibu hamil mencegah serangan penyakit ini bahkan harus dilakukan karena dapat berpengaruh buruk pada bayi dalam kandungan. Diabetes pada ibu hamil disebut dengan istilah gestational diabetes atau diabetes kehamilan.

 

Diabetes kehamilan adalah diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak pernah mengidap diabetes. Diabetes ini berhubungan dengan aktivitas hormon insulin selama kehamilan. Sebagian wanita normal yang mengalami gangguan penyakit ini akan pulih lagi seperti sedia kala setelah kehamilan berakhir. Namun di masa-masa berikutnya, resiko serangan diabetes ini mungkin akan lebih besar.


Pada wanita hamil, kebutuhan energi harian lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak hamil. Kegiatan metabolisme tubuh yang tinggi memerlukan pasokan energi yang cukup. Selain itu, kadar hormon estrogen dan hormon pertumbuhan mengalami peningkatan pula.


Bertambahnya kadar hormon tersebut merangsang pengeluaran hormon insulin dan di sisi lain hal tersebut akan menyebabkan penurunan kepekaan sel penerimanya. Akibat hormon insulin kurang optimal bekerja, maka kadar gula darah dalam tubuh pun akan meningkat.  Gejala yang dirasakan ketika kadar gula darah meningkat antara lain: merasa lebih cepat haus, sakit kepala, pandangan mata kabur, susah berkonsentrasi, merasa letih dan lesu, pengeluaran urin lebih sering, dan mudah terinfeksi oleh jamur.


Kadar gula darah menurut rekomendasi The American Obstetricians and Gynecologists (ACOG) yaitu 95 mg/100 ml (atau lebih rendah) saat sebelum makan, 130 mg/100 ml (atau lebih rendah) saat 1 jam sesudah makan, dan 120 mg/100 ml (atau lebih rendah) saat 2 jam sesudah makan. Namun demikian jika kadarnya di bawah 70 mg/100 ml, maka itu termasuk kadar gula darah rendah yang tidak dianjurkan. Lebih mudah lagi apabila sejak dini ibu hamil memeriksakan diri dan berkonsultasi ke bidan atau dokter menyangkut kadar gula darah dan pola makan ideal yang sesuai dengan kondisi ini.


Diabetes kehamilan berdampak pada ibu dan bayi yang dikandungnya. Penting untuk diketahui bahwa kebanyakan bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes kehamilan, tidak mengalami kelainan bawaan.  Namun kadar gula darah yang tinggi pada ibu hamil meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan kelainan bawaan.


Bagi ibu penderita diabetes kehamilan yang kurang memperhatikan kadar gula darahnya, kemungkinan melahirkan bayi berkelainan adalah 6-10%. Menurut para ahli teratologi, ilmu yang mempelajari kelainan bawaan pada bayi, angka ini dua kali lipat dibandingkan dengan penderita yang memelihara kadar gula darahnya dengan baik. Bahkan pada tingkat ketidakpedulian yang parah, resiko itu dapat meningkat hingga 20%. Bentuk kelainan anatomi bawaan yang dapat terjadi yaitu kelainan pada jantung, bentuk tulang rangka, saluran kemih dan reproduksi, serta saluran cerna.


 Jauh lebih bijaksana untuk mengendalikan kadar gula darah bagi ibu hamil sejak sebelum dan pada masa kehamilan, daripada harus menghadapi berbagai bentuk akibat buruk jika sudah terlanjur menderita penyakit ini.


Efek negatif pada bayi yang mungkin terjadi akibat diabetes kehamilan yaitu: malformasi kongenital, lahir mati, dan pertumbuhan yang terlalu cepat sehingga bobot badan saat lahir di atas normal. Akibatnya, perlu dilakukan operasi bedah sesar (caesarian section) untuk membantu proses terjadinya kelahiran.  Selanjutnya pada saat kelahiran, bayi dapat mengalami kesulitan pernapasan, kadar gula rendah (hipoglikemia), dan jaundice, yaitu kulit bayi berwarna kekuning-kuningan.


Selain kemungkinan operasi bedah sesar, diabetes kehamilan juga bisa menyebabkan beberapa akibat pada ibu hamil yaitu tekanan darah tinggi, kelahiran sebelum waktunya, infeksi saluran kemih, terlalu banyaknya cairan amnion kandungan (polyhydramnions), hingga keguguran.


Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, persentase terjadinya diabetes kehamilan berkisar antara 2% hingga 5% dari seluruh kehamilan. Persentase ini meningkat pada kelompok ras tertentu yaitu wanita kulit hitam, Asia, Hispanik, suku-suku asli Amerika, dan juga Alaska. Dan bertambah lagi potensinya pada wanita yang kelebihan berat badan sebelum kehamilan, mengalami gangguan toleransi terhadap kadar glukosa darah, atau terdapat riwayat diabetes pada anggota keluarganya yang lain.


Calon ibu hamil sebaiknya cermat memeriksa kadar gula darahnya sejak menjelang kehamilan terjadi. Terlebih lagi apabila memang sebelumnya sudah atau berpotensi mengidap diabetes. Pengendalian kadar gula darah sangat berkaitan dengan gaya hidup sehari-hari. Jika calon ibu hamil rajin berolah-raga dan memiliki pola makan sehat, maka itu adalah modal utama untuk menghindari fluktuasi kadar gula darah yang tidak normal pada saat kehamilan.


Prinsip pola makan sehat yaitu makanan harus cukup kalori dan gizi (vitamin, protein, mineral), rendah lemak dan gula, serta tinggi/kaya serat. Bagi ibu hamil dan pasangan usia subur, mewaspadai asupan yang tinggi gula dan lemak harus dilakukan. Bahan makanan dan makanan yang dicurigai mengandung lemak dan gula tinggi antara lain makanan yang menggunakan minyak goreng, mentega, santan, dan berbagai produk olahan susu. Kue dan bubur sebaiknya cukup mengandung serat karena dapat menghambat terbentuknya gula sesaat setelah dikunyah. Serat juga bagus untuk memberikan efek rasa kenyang dan membantu pemeliharaan saluran pencernaan. Selain itu, asap rokok dan alkohol harus dijauhi karena memperburuk kemampuan pengendalian gula darah dalam tubuh (termasuk perokok pasif).


Pola makan dan gizi seimbang perlu diikuti kebiasaan menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga secara teratur. Olahraga terbukti dapat meningkatkan kepekaan sel-sel tubuh ketika merespon insulin dalam proses pembentukan energi.


Namun olahraga bagi para penderita diabetes atau yang ingin mengendalikan kadar gula darah, memiliki sedikit perbedaan. Olahraga yang cocok bagi mereka adalah jenis olahraga ritmis atau berirama tanpa berhenti selama selang waktu tertentu. Jenis olahraganya antara lain bersepeda, jogging, dan senam aerobik, dilakukan 3 kali dalam seminggu  sebelum mandi pagi atau sore. Bagi ibu hamil kadarnya tentu berbeda pula, cukup gerakan-gerakan ringan saja atau disesuaikan dengan usia kehamilan dan anjuran dokter atau bidan.


Menjaga pola hidup sehat bagi calon ibu tidak hanya sebuah pilihan, tetapi merupakan keharusan karena manfaatnya sangat diperlukan oleh buah hati dalam rahimnya untuk tumbuh dan berkembang secara sempurna. ***



Sumber:

www2.cdc.gov

www.OTISpregnancy.org

Buku Saku Patofisiologi (2001). Corwin, EJ. EGC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun