Ali Fikri, Jubir KPK, (Kompas.com, 30/09/2023):
"Di KPK ada SOP (standard operating procedure), dalam proses penyidikan itu pasti sudah ada yang ditetapkan jadi tersangka."
Mentan Syahrul menunggu status tersangka. Kantor dan rumah di Widya Chandra digeledah dalam rangka penyidikan KPK. Â Kasus berkaitan dengan penyalahgunaan laporan Pertanggungjawaban (LPJ), suap, dan gratifikasi. Bukti pidana yang disita antara lain, sejumlah dokumen, uamg puluhan miliar, dan 12 senjata api.
Kasus tersebut jika sudah sampai vonis inkracht, akan menjadi poin penentu kemenangan Jokowi atas SBY dalam kategori jumlah menteri korup. Sangat mengecewakan tetapi itulah kenyataan.
Selama SBY berkuasa tercatat ada 5 menteri yang terciduk. Menkes Siti Fadillah, Menpora Andi Mallarangeng, Menag Suryadharma, Menpar Jero Wacik, dan Mensos Bachtiar Chamsyah. Ada 5.
Jokowi punya 6 menteri yang tersandung korupsi. Periode 1: Menpora Imam Nahrawi dan Mensos Idrus Marham. Periode 2: Mensos Juliari Batubara, Menteri Kelautan Edhy Prabowo, Menkominfo Johnny G Plate, dan Mentan Syahrul.
Jika ditambah dengan rumor Kemenpora yang terimbas kasus BTS 27 miliar maka atmosfir pembobolan itu kian menguat. Bagaimanapun isu tak nyaman itu membebani menteri yang bersangkutan. Semoga skor tidak bertambah  7-5 untuk menegaskan kemenangan petahana.
Tentu Jokowi tidak asal-asalan, tidak asal comot, tidak sambil merem, tidak ugal-ugalan, tidak main mata, tidak masa bodoh, tidak sembrono, dalam merekrut pembantunya.
Ada tahap pengumpulan data, rekam jejak. Ada proses tatap muka langsung untuk memastikan kesiapan setelah calon ditelepon. Periode pertama, Jokowi melibatkan KPK dalam menjaring calon. Hal itu tidak dilakukan oleh SBY.
Pengalaman presiden-presiden terdahulu juga bisa menjadi bahan rujukan agar ring 1 bebas hama watak mencuri.
Selain dari kasus-kasus rezim SBY, Jokowi bisa belajar dari era Megawati yang satu partai yang 3 pembantunya masuk bui. Menkes Sujudi, Mendagri Hari Sabarno, dan Menteri Kelautan Rokhmin Dahuri.