Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Belajar dari Gus Dur dan Manuver Politik Prabowo, Elit Nasional Mestinya Tidak Bikin Gaduh

18 Januari 2023   15:28 Diperbarui: 18 Januari 2023   16:15 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quote Gus Mus (Sumber:Instagram/@s.kakung-Twitter/@nugarislucu)

Pernah tandem dengan Megawati, Prabowo adalah rival Jokowi dalam dua Pilpres terakhir di republik ini. Alih-alih terjadi perseteruan abadi setelah kompetisi yang sangat riuh, Prabowo akhirnya bergabung bersatu koalisi  dan bersedia menjadi menteri Jokowi.

Artinya apa?

Tak usah berlebihan dalam soal politik. Kalah menang biasa. Tidak usah pula menyangkutpautkan konteks sejarah masa silam di luar sana yang tidak relevan tetapi dipaksa-paksakan supaya gathuk. Semisal Perang Badar atau Kisah Firaun dan bala tentaranya itu. Jauh sekali.

Dalam dua pemilu terakhir berlangsung, cukup banyak korban rakyat biasa, dari berbagai pihak dan kalangan. 

Ada yang termakan isu, ada yang karena tidak tahu menahu. Bentrok kerusuhan, perusakan fasilitas publik, hingga masuk penjara karena termakan hoaks dan hasutan. Banyak kasusnya. Ada bahkan korban jiwa yang tentunya hal itu tak dapat ditukar dan ditakar dengan nilai apa saja.

Mengutip ucapan Gus Dur yang sangat terkenal ketika ia dilengserkan yang kira-kira bermakna, "kekuasaan itu tak layak dipertahankan dengan nyawa" maka proses politik kini seharusnya berjalan semakin dewasa. 

Sebelum pilpres, saat berlangsung, dan sesudahnya; semua pihak harus bisa menahan diri terutama para tokoh nasional baik yang berasal dari pejabat istana maupun tokoh informal. Elit haruslah menjadi teladan yang membawa keteduhan dan menjalin kembali tatanan. Bukan malah menimbulkan persoalan.

Nyatanya terjadi saja percikan-percikan itu muncul seolah kubu pilpres itu abadi. Apakah tak pernah memperhatikan fakta bahwa parpol sekarang sudah begitu cair?

Andai gesekan itu muncul dari bawah, penanganannya relatif mudah. Satpol PP atau polisi daerah mudah sekali menjangkau titik api pertama sebelum membesar dan berkobar. Akan tetapi jika hal itu muncul dari atas maka penanganannya menjadi lebih sulit.

Mengikuti hukum fisika, semakin besar sebuah massa benda maka semakin besar momentum dan energi ketika ia bergerak. Begitu pulalah yang terjadi di ranah sosial politik. Semakin besar dan tinggi ketokohan seseorang maka dampak apa saja --positif atau negatif-- yang timbul akibat satu tindakan juga akan semakin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun