Final Piala Dunia 2022 idealnya barangkali antara Argentina lawan Portugal saja.
Pertemuan kedua timnas itu penting dan perlu untuk sekaligus membuktikan siapa yang layak jadi bang jago di antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Selama ini penduduk bumi masih bingung bagaimana cara  mengujinya dan Piala Dunia adalah ajang yang tepat.
Sama-sama kapten timnas, pemain top dunia, sekaligus  --senasib--  sama-sama belum pernah selfie di samping Piala Dunia; Messi dan Ronaldo akan bermain habis-habisan. Siapakah yang nanti bernasib mujur?
Selain kesamaan-kesamaan di atas, kedua pemain liga Eropa itu juga sedang dalam tekanan faktor usia. Meski lebih muda, Messi (35 th) saat ini masih harus berjuang keras mengembalikan performa terbaiknya. Begitu juga Ronaldo (37 th) yang kini menghadapi dilema kelanjutan karir klub di Manchester United.
Meskipun kedua megabintang berangsur menua, sejumlah ramalan dan cocoklogi tampak masih setia membuntuti perjalanan mereka bersama skuad masing-masing baik di klub maupun di timnas.
Berdasarkan simulasi digital pertandingan oleh pengembang game FIFA 23, Messi bersama Argentina diprediksi akan berhasil memenangkan turnamen. Demikian juga developer Football Manager 23 yang memberi poin Current Ability yang tinggi untuk Messi; jauh di atas Ronaldo.
Tidak moncer dalam simulasi game, Ronaldo cukup beruntung diselamatkan oleh pola beruntun yang  berubah menjadi takhayul: "top scorer Euro akan mengangkat Piala Dunia dua tahun berikutnya". Hal ini sudah terbukti sejak Euro 2008-World Cup 2010. Dan Ronaldo sebagai pencetak gol terbanyak Euro 2020 boleh percaya bahwa hal itu akan terulang kembali.
Bumbu gimmick bisnis video game memang bisa meracuni objektivitas. Namun tak ada salahnya bagi kita untuk menelisik sejenak bagaimana kesiapsiagaan Messi-Ronaldo dan tim sebelum palagan digelar.
Simulasi FIFA 23
Pengembang game FIFA 23 terkesan berlebihan dalam mengunggulkan Argentina (espn.com, 8/11/2022). Selain plot juara dunia, pihak Electronic Arts sebagai pembesut game masih juga mengobral sejumlah trofi tambahan.
Messi digadang-gadang akan menjadi top scorer, pemain terbaik turnamen, dan oleh karena itu berhak atas sepatu emas. Kemudian, peraih Ballon d'Or tujuh kali tersebut disandingkan dengan empat Albiceleste lainnya untuk duduk sebagai calon anggota Team of the Tournament yaitu: Emiliano Martinez, Marcos Acuna, Leandro Paredes dan Rodrigo De Paul.
Tak ada CR7 dalam susunan Tim Impian Piala Dunia 2022 versi FIFA 23. Satu-satunya wakil Portugal yang mereka sebut yaitu Joao Cancelo. Sisa anggota lainnya: Marquinhos, Vinicius Junior dan Richarlison dari Brazil; kemudian Raphael Varane dan Kylian Mbappe dari Prancis.
Beberapa prediksi memang pernah gagal. Namun begitu analisis FIFA 23 dalam memperhitungkan juara, menarik untuk dikaji setelah sebelumnya pernah sukses empat kali berturut-turut memprediksi  juara dunia.
Football Manager: Messi 10 besar, Ronaldo 100 besar
Dalam simulasi lain yang dilakukan pengembang Football Manager 23, lagi-lagi CR7 terlempar beberapa depa di bawah Messi. Posisi Ronaldo ada ke-98 dalam ranking 100 elit dengan nilai CA mentok 158 dari nilai maksimum 200. Itu lumayan kebanting dibanding Messi yang masuk 10 besar dengan raihan CA 180.
Baca: Mimpi Piala Dunia Messi Ambyar Ditekel Mario Gotze
Sistem dalam simulasi FM 23 ini menggunakan database CA (Current Ability) sebagai  catatan performa permainan mutakhir yang dimiliki setiap individu. Selain itu ada juga PA (Potentially Ability) yang menunjukkan adanya kemampuan terpendam pemain yang masih bisa dieksplorasi. Akumulasi nilai PA ini yang barangkali bisa dihitung untuk menerka nasib timnas di pertandingan nyata.
Data terbaru CA, Â negara, dan klub untuk 10 besar pemain yang dirilis FM 23 sebagai berikut:
- Kevin De Bruyne ----- Â (Belgia, Manchester City: 189/200)
- Kylian Mbappe ------ Â (Prancis, PSG: 188/200)
- Robert Lewandowski --(Polandia, Barcelona: 186/200)
- Erling Haaland ------ Â (Norwegia, Manchester City: 185/200)
- Mohamed Salah------ (Mesir, Liverpool: 185/200)
- Karim Benzema ------(Prancis, Real Madrid: 185/200)
- Harry Kane ----------(Inggris, Tottenham Hotspur: 183/200)
- Virgil van Dijk--------(Belanda, Liverpool: 181/200)
- Thibaut Courtois ----- (Belgia, Real Madrid: 181/200)
- Lionel Messi---------(Argentina, PSG: 180/200).
Pada posisi ke-98, Cristiano Ronaldo bersama beberapa pemain antara lain Yves Bissouma, Ben Chilwell, Matthijs de Ligt dan Memphis Depay; mendapatkan CA 158/200.
Tuah top scorer Euro
Di luar algoritma komputer berbasis real data, ada juga kepercayaan instingtif terhadap pola-pola tertentu. Terlepas apakah ada hubungannya atau tidak, segelintir penggila bola ingin percaya bahwa peraih top skor Piala Eropa akan berhasil membawa pulang Piala Dunia.
Faktanya, tahun 2008, David Villa meraih top skor Euro dan 2010 Spanyol juara dunia. Berikutnya 2012, Mario Gomez meraih gol terbanyak Euro dan 2014 Jerman menang. Lantas 2016, Antoine Griezmann memuncaki daftar penjebol  gol Euro dan Prancis 2018 membawa pulang piala dunia (detik.com, 22/3/2022).
Pola itu yang diharapkan oleh fans akan terjadi lagi pada Ronaldo beserta Timnas Portugal saat ini. Tentu agar dengan itu Messi dengan sendirinya akan kalah untuk "selama-lamanya" dalam persaingan meraih trofi dan reputasi melawan Ronaldo.
Prediksi Pembanding dan Argentina-Portugal menurut ESPN
Bukan Argentina atau Portugal. Prediksi pembanding menurut aplikasi SBK mengatakan bahwa Brasil akan meraih gelar juara ke-6 Piala Dunia. Lawannya di final yaitu Prancis akan terkalahkan menyusul dua semifinalis lain yaitu Argentina dan Belgia. Portugal --dan dengan demikian idem ditto Ronaldo-- tak tercantum di papan nama partai puncak (detik.com, 29/9/2022).
Analis FiveThirtyEight membuat perkiraan serupa. Neymar bersama Selecao sebagai peringkat ke-1 FIFA dipercaya sebesar 22% bahwa mereka mampu menggondol titel juara. Urutan peluang menurut peringkat 1-4 FIFA yaitu:
- Brasil : 22% mampu menjadi juara
- Belgia: 5% mampu menjangkau final
- Argentina: 8% mampu menjadi  juara
- Prancis: 9% mampu menjadi juara, dan
- Portugal  (peringkat 9 FIFA): 7% mampu menjadi juara.
Sejujurnya jika melihat olah data FiveThirtyEight, peluang 10 besar FIFA di luar Brasil ternyata cukup kompetitif. Andai Brasil terpeleset sebelum 4 besar, pertarungan di partai puncak dipastikan akan lebih seru. Ronaldo juga berarti masih punya harapan dapat mengenang Piala Dunia Qatar sebagai  World Cup terbaik sepanjang hayatnya.
Menurut ESPN Portugal masih mampu melangkah lebih jauh di Qatar. Selain faktor CR7 yang ambis abis, situs olahraga tersebut juga melihat bahwa Portugal masih memiliki sejumlah aset terpendam. Ada Diogo Costa, Bernardo Silva, Dias, dan Rafael Leao yang bisa tampil luar biasa.
Di sisi lain faktor Fernado Santos sebagai pelatih masih dianggap mampu dan memiliki kapasitas memenangkan turnamen meski prestasi Euro 2020 menjadi catatan buruk. Momentum Piala Dunia menjadi kesempatan bagi Santos untuk membayar lunas kegagalan dalam mengelola talenta pemain berkualitas tinggi.
Rival Portugal satu grup yaitu Ghana, Uruguay, dan Korea Selatan seharusnya tidak menjadi ancaman nyata. Lolos fase grup, skuad asuhan Santos diperkirakan akan akan lolos hingga perempat final.
Argentina memiliki track record impresif  sejauh ini dengan 35 kali laga tanpa kekalahan. Performa Messi dalam tim semakin solid; baik dengan Lautaro Martinez dan Angel di Maria, maupun dengan seluruh tim. Messi yang dulu cenderung pendiam dan mandiri kini lebih vokal dan supportif dalam kesatuan tim. Suatu perkembangan penting yang dianggap sebagai keunggulan Argentina di Qatar nanti.
Satu pekerjaan masih disorot pengamat yaitu sektor pertahanan meski  sudah ada peningkatan. Emiliano Martinez di bawah mistar dan bek tengah Cristian Romero hanya kebobolan 2 gol dalam 14 pertandingan terakhir. Konsistensi performa di lini belakang akan sangat menentukan.
Mengkonversi rivalitas pribadi menjadi kemenangan tim
Secara statistik Argentina dan apalagi Portugal belum sebanding dengan Brasil. Namun demikian Brasil yang dianggap sempurna juga nyatanya memiliki masalah sendiri kepercayaan diri ketika berada dalam tekanan. Sejak 2002 perjalanan tim selalu kandas di tangan tim Eropa dan hal itu bisa terjadi lagi di Qatar.
Selain fakta bahwa setiap tim yang kuat pun memiliki problem internal; Argentina-Portugal boleh berharap pada rivalitas pribadi Messi-Ronaldo agar dapat menjadi bahan bakar penggerak tim dalam melibas setiap lawan.
Semangat untuk menoreh sejarah saat ini di dalam dada Messi dan Ronaldo mungkin berkobar begitu hebat dan seharusnya dikonversi secara positif bagi semangat dan kinerja tim. Andai final Argentina-Portugal terwujud dengan Messi-Ronaldo bertarung di dalamnya, tentulah final itu akan menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah sepak bola dunia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H