Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Taksonomi Hijau, Kunci Pembuka Investasi dalam Ekosistem Keuangan Berkelanjutan

31 Juli 2022   21:15 Diperbarui: 31 Juli 2022   21:22 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Delapan prinsip keuangan berkelanjutan Indonesia dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan II, OJK (Infografis: Dokpri).

Untuk mengakomodasi dinamika tersebut, pemerintah telah menentukan 7 komponen ekosistem untuk mempercepat transisi ekonomi berkelanjutan, yaitu:

  • kebijakan,
  • produk,
  • infrastruktur pasar,
  • koordinasi kementerian/lembaga,
  • dukungan non-pemerintah,
  • sumber daya manusia,
  • kepedulian (awareness).

Sebagai sebuah ekosistem terpadu, 7 komponen tersebut selayaknya mampu berfungsi secara sinergis. Jika mengacu pada dokumen Taksonomi Hijau versi rintisan, masih banyak penyempurnaan diperlukan.

Dari segi jumlah,  sektor/subsektor yang bisa dipetakan yaitu sebanyak 919 KBLI dari 2.733 yang sudah dikaji plus 198 usulan baru. Penambahan dan pengurangan serta koreksi masih bisa terjadi. Inovasi-inovasi teknik baru bisa saja mengubah peta kriteria dan kategori aktivitas ekonomi yang ada.

Secara positif hal ini berarti peluang untuk menemukan lebih banyak formula atau temuan produk atau proses yang ramah lingkungan. Tidak berlebihan jika pemerintah dalam hal ini diharapkan memberi stimulus kepada masyarakat agar bisa berkontribusi. Demikian pula dengan peran serta akademisi dan lembaga-lembaga penelitian yang ada.

Taksonomi Hijau yang matang pada masa yang akan datang diharapkan mampu menggerakkan seluruh komponen bangsa dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim; sesuai kapasitas masing-masing.***

Pranala luar:

Presidensi G20 Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun