Menkopolhukam Mahfud MD mengkritik sinetron Ikatan Cinta karena kurang riset soal prosedur hukum. Tetapi  Mahfud juga kena kritik. Denny Siregar menyinggung dalam cuitan twitternya soal empati yang terbang ke awang-awang.
Menyoal aktivitas Mahfud MD nonton sinetron selama PPKM, tumben Fadli Zon sebiduk dengan Denny Siregar. Juga satu lagi mantan duo F yang lain, Fahri Hamzah.
Politisi Gerindra sekaligus mantan Wakil Ketua DPR meminta Jokowi mengambil alih penanganan pandemi yang saat ini berada di tangan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan. Maksudnya agar menteri kerja sesuai bidang masing-masing.
Fahri Hamzah, politisi Gelora, menangkap sesuatu yang lain. Mahfud MD agaknya sedang menyindir sesuatu menurut mantan anggota DPR FPKS ini (tribunnews.com, 16/7/2021).
Fahri Hamzah, politisi Gelora:
"Kalau punya power jangan nyindir kayak seniman. Eksekusi aja sampai tuntas! Minta aparat agar Jangan ramah kepada pejabat tapi galak kepada rakyat. Begitu pak menko...."
Pertama, kepada sejumlah politisi agar selama pandemi tidak menjadi lalat politik seperti dikatakan pejabat KSP Moeldoko. Mengganggu kinerja pemerintah tetapi tidak berkontribusi apa-apa.
Kalau tidak bisa membantu pemerintah tangani Covid-19 minimal jangan mengganggu atau menghambat kerja Satgas dengan pernyataan politik yang meresahkan.
Kedua, kepada rakyat. Pesan yang ingin dikatakan yaitu kurangi keluar rumah jika tak perlu. Nonton TV saja menikmati hiburan seadanya dan mengkritisi alur cerita jika perlu.
Terkait komunikasi publik, penting bagi pejabat untuk membuat pernyataan yang esensial saja. Seperti Kemenkeu yang mengkritik serapan APBD yang rendah. Atau Kemensos yang menghardik jajarannya di Bandung tempo hari karena terlalu santai sementara dapur umum kekurangan tenaga dan kompor gas.
Atau agaknya Menkopolhukam sedang resah karena wewenang saat ini seolah terpusat di tangan Luhut. Wallahu 'alam. Berbaik sangka saja, mudah-mudahan dua yang pertama yang benar.
Apakah jika pejabat turun ke lapangan akan mendapat apresiasi? Belum tentu juga.