Vaksin Nusantara untuk menangkal virus penyebab Covid-19 digugat IDI, Ikatan Dokter Indonesia. Metode pengembangannya dianggap IDI kurang transparan. Berbeda dengan IDI, sejumlah anggota DPR malah optimis dengan vaksin yang dibesut mantan Menkes Terawan Agus Putranto tersebut.
Adian Napitupulu salah satu di antaranya. Mengaku bahwa 5 ring sudah melingkar di pembuluh jantungnya, Adian "terpaksa" mencoba Nusantara. Penyebabnya adalah AstraZeneca tak cocok untuk pemilik komorbid seperti dirinya. AstraZeneca diketahui rawan menimbulkan penyumbatan pembuluh darah seperti yang muncul dalam pemberitaan media. Begitu pula dengan Sinovac dan Johnson & Johnson.
Tak hanya DPR, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo juga berpihak pada Nusantara. Alasannya patriotik, mencintai produk dalam negeri. Tokoh penggagas KAMI ini juga yakin, dua tahun nanti metode vaksin seperti Nusantara akan digunakan secara luas di kalangan VVIP.
Gatot Nurmantyo (kompas.com, 14/4/2021):
"Diambil darahnya dulu. Mudah-mudahan ini yang terbaik. Ingat kata-kata saya, dua tahun yang akan datang VVIP seluruh dunia pasti menggunakan cara seperti ini, mudah-mudahan benar."
Metode sel dendritik
Mekanisme pengembangan vaksin Nusantara yang dilakukan Terawan sejatinya bukanlah metode baru. Poin pembedanya terletak pada manipulasi sel dendritik untuk membentuk  kekebalan. Sel dendritik adalah sel darah putih tipe monosit yang sudah mengalami paparan atau terstimulasi sitokin.
Metode vaksinasi yang umum yaitu dengan menyuntikkan vaksin --virus yang sudah dilemahkan-- ke dalam tubuh penerima yang sehat. Melalui virus yang dilemahkan tadi diharapkan tubuh akan membentuk kekebalan tubuh terhadap virus yang sesungguhnya.
Sel dendritik berperan sebagai salah satu komponen sistem kekebalan yang terlibat. Pada saat vaksin masuk ke dalam tubuh, dendritik adalah petugas yang mengidentifikasi  antigen dari virus yang masuk. Hasil identifikasi itu kemudian diteruskan ke pihak yang berwenang  dalam sistem kekebalan untuk melatih tentara yang cocok untuk membasmi antigen tadi. Nama  kesatuan tentara itu disebut antibodi.
Perbedaan antara versi  Terawan dengan yang disebut di atas berkaitan dengan posisi sel dendritik, si customer service antigen virus.  Jika dalam metode pertama posisi sel dendritik  ada dalam tubuh, maka metode Terawan posisinya ada di luar tubuh. Posisi saat mendata musuhnya yaitu antigen virus.
Analoginya begini. Misalkan sekelompok pasukan bertahan dalam sebuah benteng. Mereka menghadapi musuh tak dikenal di luar sana dan perlu mengenali mereka agar bisa mengalahkannya.