Insiden bom bunuh diri di depan Katedral Makassar tak dinyana merembet ke dalam sengketa politik Demokrat. Ketum versi KLB Moeldoko mengaitkan insiden tersebut dengan persoalan tarikan ideologi yang terjadi. Pernyataan itu terlontar dalam kapasitas pribadi yang disampaikan lewat akun Instagram @dr_Moeldoko.
Moeldoko, Ketum Demokrat KLB (kompas.com, 29/3/2021):
"Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Partai Demokrat. Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara. Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat."
Pernyataan Moeldoko lantas memaksa Ketum AHY mengadakan konferensi pers. Ia menuntut ketum partai pesaingnya itu untuk memberi penjelasan. Dalam kesempatan tersebut AHY juga mengklarifikasi bahwa ideologi Demokrat tegak lurus dengan konstitusi RI.
Agus Harimurti, AHY, Ketum Demokrat:
"Ada upaya KSP Moeldoko untuk mendiskreditkan Demokrat dengan isu pertentangan ideologi menuju Pemilu 2024. Kami semua bertanya, pertentangan ideologi seperti apa yang KSP Moeldoko maksudkan?"Â
 Terkait soal-jawab kedua belah pihak, perlu telisik lebih lengkap atas pernyataan-pernyataan mereka tersebut. Satu hal patut kita syukuri, perdebatan tersebut secara tidak langsung menjadi imun bagi demokrasi bahwa Demokrat menolak politik dan ideologi selain konstitusi yang sah.
Moeldoko dan opsi manuver senyap
Menilik akun medsos di mana Moeldoko menyampaikan pernyataan di atas, terdapat 3 unggahan berurutan yang disampaikan pada dua hari terakhir ini.
Unggahan pertama yang menyoal pertarungan ideologis di tubuh Demokrat disampaikan Minggu 28/3/2021. Pada hari yang sama pejabat KSP ini juga mengunggah  pernyataan kedua berisi duka mendalam atas tragedi bom bunuh diri di Katedral Makassar lewat poster dan tagar #prayformakassar.
Pernyataan yang ketiga disampaikan Senin 29/3/2021. Berbeda dengan kedua unggahan sebelumnya yang berdasar sudut pandang pribadi, unggahan ketiga Moeldoko menyebutkan sikap pemerintah terkait gerakan radikalisme dan terorisme. Moeldoko memperkuat unggahan ini dengan tayangan video hari Jumat tanggal 26/3/2021 yang isinya senada. Kontennya berisi pidato Moeldoko dalam acara Dies Natalis Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka.
Menurut catatan yang dihitung AHY, pernyataan Moeldoko dua hari ini adalah kemunculan terbaru setelah 3 minggu yang bersangkutan menghilang. Bukan sepenuhnya raib, tetapi yang terkait dengan ihwal perseteruan mereka.
Ada aspek menarik pada unggahan status Moeldoko yang pertama. Mantan Panglima TNI era SBY ini seolah menjawab tudingan manuver yang membebani Jokowi. Ia mengklaim bahwa pilihan menerima permintaan memimpin Demokrat adalah keputusan pribadi yang bahkan istri dan keluarganya sendiri tidak tahu. Senyap.
Moeldoko menyatakan bahwa pilihan tersebut mantap diambil setelah 3 syarat dipenuhi peserta dalam perhelatan KLB Deli Serdang yang disebut AHY sebagai kudeta. Pertama syarat keabsahan AD/ ART; kedua keseriusan dukungan peserta; dan ketiga kesiapan dan integritas peserta KLB.