Duel maut antara pion-pion Dewa Kipas vs Irene Kharisma  Sukandar berakhir happy ending.
Meskipun digasak tiga babak tanpa perlawanan berarti Dadang Subur, pemilik akun Dewa Kipas, berhasil mengantongi hadiah Rp 100 juta. Pecatur Irene Kharisma sebagai pemenang mendapat dua kali lipat, Rp 200 juta. Sementara itu promotor laga Deddy Corbuzier tidak mendapatkan apa-apa, cuma memperoleh ... 5 juta views (hari ini) untuk tayangan pertarungan tersebut di kanal YouTubenya.
Para penonton juga senang. Pasti. Mendapatkan hiburan pengobat kecewa akibat timnas badminton All England di-ghosting BWF. Yang nasibnya terpuruk barangkali cuma pion dan bidak.-bidak. Entah sampai kapan menunggu nasib berubah sedangkan skills bertarung mereka di atas papan terus dieksploitasi tiada henti.
Bagi Irene uang Rp 200 juta itu lumayan besar karena diperoleh cuma dalam sehari. Bahkan sebenarnya sangat sebentar, tidak penuh 24 jam. Biasanya untuk memperoleh nominal sebesar itu WGM --Woman Grand Master-- ini harus mengamankan emas SEA Games terlebih dulu. Untuk itu ia  berarti harus mengalahkan pecatur-pecatur unggul se-Asia Tenggara.
Bagi Dadang Subur uang Rp 100 juta sama saja dengan gaji per bulan Rp 8 juta selama setahun penuh. Cuma datang dan meladeni tantangan dari presenter berkepala plontos sekaligus YouTuber itu, Dadang sekarang boleh kipas-kipas. Ia juga selayaknya bersyukur, gara-gara akunnya diblokir admin chess.com peluang tak terduga pun akhirnya terbuka. Ternyata di balik pemblokiran akun miliknya terdapat hikmah senilai Rp 100 juta.
Perseteruan kedua pecatur berawal dari polemik catur online di situs catur virtual terkemuka tadi. Dadang  Subur didakwa curang saat mengalahkan salah satu pecatur andalan chess.com yaitu akun bernama Gothamchess. Irene Sukandar merasa kecewa dengan ulah Dadang karena pemblokiran itu dianggap mencemarkan nama baik Indonesia di dunia catur daring internasional.Â
Soal-jawab keduanya yang berlangsung di media lantas berhasil "dimediasi" Corbuzier. Dan muncullah ide el classico catur Indonesia 2021 yang fenomenal itu: Dewa Kipas vs Grand Master Irene Kharisma Sukandar.
Soal duel-duelan agaknya kita memang suka dengan model-model solusi singkat nan akurat ini. Tahun lalu ketika perdebatan Menko Luhut Binsar Pandjaitan dengan Rizal Ramli memanas di medsos, keduanya berencana akan menggelar duel maut: debat terbuka di depan media. Namun rencana tersebut akhirnya menguap. Persoalannya barangkali karena promotor pertandingan bukan Deddy Corbuzier.
Dulu lagi ada juga, tahun 2013, saat Ahmad Dhani kisruh dengan Farhat Abbas. Bukan Ahmad Dhani yang maju tetapi anaknya yang masih ABG menantang Farhat adu jotos di atas ring. Meskipun promotornya Deddy Corbuzier tampaknya duel yang ini mustahil bakalan terwujud. KPAI pasti akan memblokir rencana tarung dua insan beda usia itu.
Mekanisme kanalisasi perseteruan secara fair model catur Dewa Kipas vs Irene Kharisma sebenarnya lebih masuk akal dan menggairahkan.Â
Pada saat perhelatan Pilpres 2019 lalu di Kompasiana juga digelar duel artikel beregu antara pendukung Jokowi-Maruf dengan Prabowo-Sandiaga. Meskipun kalah jumlah, para pendukung Prabowo-Sandiaga ternyata mampu memberikan perlawanan sengit. Sayangnya entah mengapa beberapa supporter 02 kini tak lagi aktif menulis. Mudah-mudahan tahun 2024 bisa bertemu lagi kalau ada umur. Tapi ngomong-ngomong calonnya nanti siapa ya?