Meski tidak terlalu mengejutkan, kehadiran Titiek Soeharto dalam acara kondangan di Petamburan tak ayal memancing perhatian. Hal itu semakin menguatkan rumor kedekatan keluarga Cendana dengan FPI. Titiek memenuhi undangan pernikahan putri Rizieq Shihab yang berbarengan dengan acara Maulid Nabi.
Tidak hanya dengan keluarga sahibul hajat Rizieq Shihab yang menikahkan putri keempatnya, Cendana juga akrab dengan beberapa tokoh lainnya.
Figur-figur seperti Hassan Haikal dan Tengku Zulkarnaen dikenal sebagai oposan yang condong menyuarakan kejayaan era Soeharto. Dulu ada pula Firza Husein yang menjadi Ketua Solidaritas Sahabat Cendana. Firza sempat ditangkap tahun 2016 lalu sebelum aksi demo bersama 9 tokoh lain dengan tuduhan makar.
Hingga Pilpres 2019, berbagai elemen kubu oposisi --ormas dan partai-- tergabung solid di bawah kepemimpinan Gerindra.
Titiek Soeharto yang mantan istri Prabowo turut mendampingi perjuangan sang Ketum Gerindra untuk menghentikan langkah Jokowi. Sayangnya dalam percobaan kedua tersebut keberuntungan belum berpihak pada Prabowo. Â
Pasca kekalahan pilpres ternyata kemalangan semakin datang bertubi-tubi.
Partai Gerindra yang tadinya menjadi tank terdepan penggempur kubu lawan malah menikung di akhir laga. Gerindra yang menjadi tumpuan harapan kini berada di barisan lawan meski tak semua karena masih ada Fadli Zon. Praktis Cendana harus mereposisi kekuatan sebelum bertarung lagi menjelang  Pemilu 2024 mendatang.
Tetapi membangun basis politik itu tak seindah mimpi kaum rebahan. Satu per satu organ-organ kekuatan trah Soeharto terlucuti, baik langsung atau tak langsung.
Secara finansial Cendana cukup uring-uringan setelah Tommy Soeharto kena "palak" Sri Mulyani sebesar Rp 1,2 triliun. Aset Tommy disita karena terbukti merugikan negara dalam proyek mobil nasional ketika bapaknya berkuasa.
Selain Tommy, aset Bambang Tri juga sedang diincar. Bahkan tak hanya itu, yang bersangkutan dicekal pergi ke luar negeri hingga otomatis tak bisa pergi ke mana-mana. Bambang terjerat kasus dana konsorsium perhelatan SEA Games 1997 yang belum dikembalikan kepada negara.
Secara politik elemen-elemen kekuatan yang sebiduk dengan Cendana juga mulai sempoyongan.
Partai Berkarya yang didirikan Tommy terjebak sengketa dengan Muchdi PR. Posisi Tommy relatif kurang menguntungkan karena negara dalam hal ini Kemenkumham lebih mengakui kepengurusan Muchdi PR dibanding kepengurusan versi dirinya.
Dua harapan baru pun tak luput dari musibah.
KAMI yang diperkuat sosok jenderal pemersatu oposisi, Gatot Nurmantyo, langsung tumbang dalam hitungan bulan sejak didirikan. Gatot memang lolos dari "rayuan" Bintang Mahaputera, tetapi kawan-kawannya terciduk aparat Oktober lalu dengan sangkaan penghasutan keonaran sebelum demo Omnibus Law Ciptaker. Mereka antara lain Syahganda Nainggolan, Anton Permana, dan Jumhur Hidayat.
Belum reda badai menerpa keluarga daripada Soeharto, kini FPI dan Rizieq Shihab pun sedang dielus-elus.
Kepulangan Rizieq 10 November dari Saudi sebelumnya sempat menimbulkan euforia fans di tanah air. Magnitude dan karismanya digadang-gadang akan mampu menyatukan kembali kekuatan yang terserak setelah Prabowo cabut dan Gatot melorot. Melalui suara legenda FPI itulah Cendana dapat berharap bisa menitipkan artikulasi kepentingan-kepentingan politiknya.
Sayangnya gegap gempita kehadiran Rizieq pun mulai di ambang was-was. Langkah sang Imam Besar terserimpung disapu ocehan ceplas ceplos Nikita Mirzani yang terkolaborasi dengan corona.
Sengketa dengan artis mungkin cuma gangguan ringan walau cukup bikin repot juga.
Analisis Drone Emprit Ismail Fahmi mengatakan bahwa isu kepulangan RS dibayang-bayangi naik daunnya NM. Selain itu salah satu personel utama fans yaitu Soni Eranata sedang terancam pula. Nikita berencana melaporkan Soni dengan tuduhan penghinaan.
Akibat pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 Rizieq terancam pidana pelanggaran UU Kekarantinaan. Pasca-mudik dari tanah suci setelah tiga lebaran tak pulang-pulang seharusnya ia dipingit 14 hari. Namun hal itu tampaknya tidak diindahkan.
Pelanggaran lain yang lebih serius adalah roadshow kerumunan massa yang mengabaikan instruksi Satgas corona. Tercatat sejumlah momen pengabaian prokes corona di beberapa spot di mana ribuan massa bergerombol: penjemputan di Bandara Soetta, acara maulid Megamendung, dan acara walimahan putrinya plus maulid Petamburan yang tadi disebut.
Pelanggaran dalam bentuk pengumpulan-pengumpulan massa tersebut langsung disikat Satgas. Dua Kapolda langsung dipecat, Jakarta dan Jawa Barat. Sejumlah pejabat juga dipanggil Mabes Polri untuk dimintai keterangan termasuk Gubernur DKI Anies Baswedan.
Meskipun skenario lolos pidana bisa saja terjadi tetapi satu kesempatan sudah pasti hilang.
Aparat tegas melarang proposal acara reuni tahunan 212 yang akan diselenggarakan 2 Desember nanti. Dengan hilangnya momentum tersebut maka kesempatan untuk tebar pesona berarti musnah juga.
Bagi Cendana hal-hal tersebut merupakan bencana politik yang cukup telak. Apalagi andai Rizieq terbukti melakukan pelanggaran UU Kekarantinaan, sanksinya akan memperberat langkah politik berikutnya.
Setelah KAMI dan FPI yang sekarang terperangkap kasus, berarti Cendana perlu alternatif lain agar artikulasi politik tidak lumpuh. Untung sekarang ada medsos, untuk sementara segala keluh kesah Cendana bisa dirangkai menjadi status-status bijak dan inspiratif di jagat maya.
Lumayan sambil menunggu sayap-sayap berkepak lagi. Jika ternyata sayap tak terganti, maka besar kemungkinan Cendana akan sulit terbang menuju pesta 2024 nanti.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H