Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Joe Biden Presiden AS, Kamala Harris Membuat India Bangga

8 November 2020   03:43 Diperbarui: 8 November 2020   15:37 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamala Harris (cnbc.com).

Sebelumnya, dalam Pilpres 2016 Hillary Clinton yang digadang-gadang akan menjadi presiden perempuan pertama Amerika. Akan tetapi meski popularitasnya tinggi melampaui lawannya, Donald Trump, hasil akhir electoral vote berkata lain. Suara Hillary Clinton tumbang dibandingkan Trump dengan skor 227 - 304

Selain Kamala Harris cukup banyak tokoh berdarah India yang berhasil sukses menduduki berbagai posisi penting. 

Pichai Sundarajan atau populer dipanggil Sundar Pichai, adalah ahli komputer kelahiran Madurai yang menjadi CEO Google. Kemudian ada pula DJ Patil yang menjadi Chief Data Scientist di US Office of Science and Technology atau semacam Menkominfo di Indonesia. Inisial DJ adalah kependekan dari Dhanurjay, bukan disc jockey.

Berbicara soal hubungan India dengan Amerika, juru bicara Kemenlu India Anurag Srivastama mengatakan bahwa kerjasama bilateral kedua negara memiliki landasan yang kokoh. Ia meyakini kemenangan Biden sama baiknya bagi kelanggengan hubungan kedua negara di bidang pertahanan juga ekonomi dan perdagangan.

Secara geopolitik India bertetangga dengan Pakistan dan China yang sarat konflik terutama menyangkut sengketa perbatasan. 

Insiden berdarah antara tentara India dengan China bulan Juni lalu di Himalaya masih membara dan sewaktu-waktu dapat tersulut lagi. Dalam bentrok fisik yang mematikan 20 tentara India tewas sementara dari pihak China tidak diketahui. 

Belum lagi menyangkut persaingan kepemilikan hulu ledak nuklir. India senantiasa waspada, baik terhadap China maupun Pakistan, yang sama-sama memiliki senjata pemusnah massal tersebut.

Aliansi strategis antara India dengan Amerika adalah keniscayaan dan saling menguntungkan. Amerika juga sangat membutuhkan India sebagai mitra untuk menghadapi China. Oleh karena itu Amerika tidak bisa berbuat banyak ketika India membeli alutsista dari Rusia.

Tahun lalu India sepakat menyelesaikan transaksi pembelian S-400 Triumf dengan Putin seharga US$ 5,43 miliar. India adalah negara pembeli rudal made in Russia itu selain Belarusia, Turki, dan China.

Apa boleh buat, S-400 diyakini sebagai sistem rudal pertahanan yang lebih baik dibanding rudal Patriot buatan AS. India tidak ingin keselamatan wilayah perbatasan menjadi rentan karena China telah berhasil memiliki S-400 lebih dulu tahun 2014.

Rudal S-400 Triumf buatan Rusia yang diyakini lebih baik dari Patriot bikinan AS (russiadefence.net).
Rudal S-400 Triumf buatan Rusia yang diyakini lebih baik dari Patriot bikinan AS (russiadefence.net).
Perbandingan sistem rudal S-400 buatan Rusia dengan Patriot produk AS (news.cgtn.com).
Perbandingan sistem rudal S-400 buatan Rusia dengan Patriot produk AS (news.cgtn.com).
Dengan kondisi tersebut tidak mudah bagi AS untuk menghukum keputusan Narendra Modi dengan UU andalannya yaitu CAATSA (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act). Berbeda jika negara lain yang melakukan hal serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun